This research is aimed to describe the role of professional skepticism by internal auditor to prevent and detect a fraud and how to skepticism of auditor could constribute to sustainable development goals (SDGs), then gives real an avidance about consequence of weak control by internal auditor in PT X. The method used in this research is a qualitative describtive. Data collected throught secondary and primary, secondary datas from anything related journal and primary data from interviews to the informant using snowball model. The result of this research 1) Auditor should stong to analyze and verificating about the case based their independency, character, and the capability on presure, situation, and environment of company, therefore auditor should has strong intuitung to support their audit process; 2) Auditor can create company becomes company which justice, and stong institution by their skepticism throught characteristics by Hurtt; 3) Concrete an advidance of weakness control of internal auditor is PT X the consequence company’s loss + Rp 900 million it beacause lack of skepticism by internal auditor.
Keywords: Internal Auditor, Skepticism, Fraud, SDG’s.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran skeptisisme profesional auditor internal untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan serta bagaimana skeptisisme auditor dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), kemudian memberikan pemahaman yang nyata tentang konsekuensi lemahnya kontrol oleh auditor internal di PT X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder dan primer, data sekunder diperoleh dari berbagai jurnal yang relevan dan data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada informan menggunakan model snowball. Hasil penelitian ini 1) Auditor harus memiliki kemampuan analisis dan verifikasi pada suatu kasus berdasarkan independensi, karakter, dan kemampuannya terhadap tekanan, situasi, dan lingkungan perusahaan, oleh karena itu auditor harus memiliki intuisi yang kuat untuk mendukung proses auditnya; 2) Auditor dapat mendukung perusahaan agar menjadi institusi yang adil dan kokoh/kuat melalui sikap skeptisnya berdasarkan karakteristik yang dikenalkan oleh Hurtt; 3) Bukti nyata dari lemahnya pengendalian auditor internal adalah PT X yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian mencapai + Rp 900 juta yang disebabkan kurangnya sikap skeptisisme oleh auditor internal.
Kata kunci: Auditor Internal, Skeptisme, Kecurangan, SGD’s.