ABSTRAKTujuan penelitian adalah menentukan kemungkinan faktor-faktor risiko terhadap kemunculan toksoplasmosis. Sebanyak 132 sampel serum darah diambil pada kucing lokal di Yogyakarta. Data-data epidemiologis seperti asal usul kucing, ras kucing, jenis kelamin, umur, lokasi sistem pemeliharaan, jenis pakan, dan frekuensi diare diberi kode untuk mempermudah analisis, kemudian dimasukkan, disimpan, dan dianalisis dengan program Statistix Versi 7 (Analytical Sofware inc). Analisis data dilakukan secara bivariat (Chi-square (ļ£ 2 ), dan kekuatan asosiasi (OR), dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adanya toksoplasmosis pada kucing berdasarkan analisis bivariat adalah pembersihan kotak pasir 1 kali sehari dan mandi 2-3 kali seminggu sedangkan faktor-faktor yang memiliki peluang meningkatkan seropositif toksoplasmosis berdasarkan analisis multivariat adalah pemeliharaan kucing yang bebas di dalam rumah, dimandikan lebih dari 1 kali seminggu, dan dimandikan lebih besar dari 1 bulan sekali. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: faktor risiko, kucing, prevalensi, serologis, toksoplasmosis
ABSTRACT
The aim of this study is to estimate the prevalence of toxoplasmosis on local cat in Yogyakarta by using CATT Pastorex Toxo and to determine the possible risk factors for the occurrence of toxoplasmosis. Serum samples were collected from 132 local cats in Yogyakarta. The prevalence data were analyzed descriptively and epidemiological data such as the origin of the cats, breed/race, sex, age, maintenance system location, feed type, and frequency of diarrhea were coded for ease of analysis, using Statistic Program Version 7 (Analytical Software inc.). Data analysis was performed using bivariate (Chi-square (ļ£2), the strength of the association (OR), and multivariate (logistic regression
PENDAHULUANToxoplasma gondii (T. gondii) adalah parasit intraseluler yang menginfeksi berbagai hewan berdarah panas termasuk kucing, anjing, dan manusia (Garcia et al., 2012). Infeksi oleh toksoplasmosis dapat terjadi karena menelan sista di jaringan daging yang kurang matang atau mentah atau tidak sengaja menelan oosista dari lingkungan (Duan et al., 2012).Toxoplasma gondii hanya mengalami proliferasi aseksual (schizogoni) dan seksual (gametogoni) dalam hospes definitif dan Felidae lainnya, sehingga hospes definitif berfungsi sebagai satu-satunya tempat diproduksinya oosista (Webster 2007). Oosista stabil di lingkungan setelah dikeluarkan melalui feses. Oosista dapat menular selama kurang lebih dua tahun, dan menyebabkan kontaminasi secara luas dan menjadi sumber infeksi bagi manusia dan hospes perantara lainnya (Yan et al., 2012). Webster (2007) menyatakan bahwa sebagai hospes definitif, kucing sangat penting bagi Toxoplasma dalam mencapai tingkat pematangan dan siklus hidupnya dapat mencapai tingkatan sempurna. Kucing domestik merupakan sumber utama infeksi pada manusia dan hospes-ho...