ABSTRAKTujuan penelitian memberikan informasi karakteristik fisiko-kimia buah manggis pada tiga tingkat ketuaan panen dalam penyimpanan pada suhu rendah dan ruang. Buah manggis diperoleh dari sentra produksi di desa Puspahiang, Kecamatan Puspahiang, Tasikmalaya dan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi pengambilan sampel digunakan sebagai blok dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali. Buah manggis dipetik pada tiga tingkat ketuaan berdasarkan warna; a) Tingkat ketuaan-1: berwarna hijau bintik merah, b) Tingkat ketuaan-2: semburat/cumolat merah 10-25%, dan c) Tingkat ketuaan-3: merah bintik ungu 25-50%. Tingkat ketuaan berdasarkan warna tersebut diasumsikan petani sebagai umur petik pada 106, 108, dan 110 hari sesudah bunga mekar (SBM). Selanjutnya buah manggis disimpan pada suhu ruang 27-29 o C dan suhu rendah 9 ± 1 o C. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 0, 3, 6 hari, dan seterusnya hingga tidak diterima panelis secara organoleptik terhadap sifat fisika dan kimia. Analisis karakteristik fisika mencakup kelayuan sepal, susut bobot, warna kulit buah, dan kulit buah manggis menggunakan Scanning Electronic Microscope/SEM. Sedangkan, karakteristik kimia meliputi kadar vitamin C, total asam, total padatan terlarut, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketuaan umur petik 108 hari SBM (semburat merah 10-25%, tingkat ketuaan-2) mempunyai daya tahan simpan 12 hari pada suhu rendah 9 ± 1 o C dengan karakteristik kelayuan sepal 2,61; susut bobot 3,80%; vitamin C 60,01 mg/100 g; total padatan terlarut 17,35%; dan total asam 0,41% terbaik dibandingkan umur petik lainnya. Tingkat ketuaan petik buah manggis 108 hari setelah bunga mekar (tingkat ketuaan-2) dengan karakteristik tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat ketuaan petik yang cocok untuk buah ekspor. The aim of research provides information physicochemical characters of three levels of maturity picking of mangosteen fruit in storage at both low and ambient storage temperature. Mangosteen fruit was obtained from production centers in villages Puspahiang, Puspahiang, Tasikmalaya and Wanayasa, Purwakarta, West Java. Sampling sites was used as block with twice sampling at each location. Mangosteen fruit picked at the three levels of stages of maturity detected by color; a) Maturity-1: green red spots, b) Maturity-2: breaker red"cumolat" 10-25%, and c) Maturity-3: 25-50% red-purple spots. The maturity was based on the color of the assumed age of farmers as picking at 106, 108, and 110 days after bloom (DAB). Further mangosteen fruit was stored at ambient temperature 27-29 °C and at low temperature 9 ± 1 °C. Observations were made on physical and chemical properties at intervals of 0, 3, 6 days, until the samples were not accepted by panelis. Analysis of physical properties include withered sepals, weight loss, skin color of fruit, and mangosteen rind characteristics using scanning electronic microscope/SEM. Meanwhile, the chemical properties include vitamin C, total acid, and total soluble solids. The re...