Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik penerjemahan dari Molina dan Albir (2002) yang digunakan dalam menerjemahkan jenis proses beserta maknanya pada sistem transitivitas (Halliday, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling. Terdapat 152 jumlah data untuk setiap pidato dalam penelitian ini. Data tersebut adalah klausa yang mengandung unsur jenis proses versi Bahasa Inggris dan terjemahannya. Data kualitatif diperoleh melalui mengkaji dokumen dan arsip (content analysis), kuesioner, dan Focus Group Discussion (FGD). Validasi data kualitatif menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Dalam menentukan penilai (raters), peneliti menerapkan criterion-based selection sampling technique. Berdasarkan hasil penelitian, 152 data dalam pidato Barack Obama,terdapat sembilan teknik penerjemahan yang muncul. Kesembilan teknik tersebut adalah sebagai berikut: a) padanan lazim (163 data atau 77,25 %; b) modulasi (10 data atau 4,73%; c) implisitasi (16 data atau 7,58 %); d) eksplisitasi (5 data atau 2,36 %); e) transposisi (6 data atau 2,84 %); f) reduksi (3 data atau 1,42 %); g) adisi (2 data atau 0,94 %); h) literal (2 data atau 0,94%); i) kreasi diskursif (4 data atau 1,89%). Sementara dari 152 data dalam pidato Donald Trump, terdapat sebelas teknik penerjemahan yang muncul. Kesebelas teknik tersebut adalah sebagai berikut: a) padanan lazim (155 data atau 67,39%); b) implisitasi (14 data atau 6,08 %); c) modulasi (22 data atau 9,56 %); eksplisitasi (11 data atau 4,78 %; transposisi (6 dataatau 2.60 %); reduksi (6 data atau 2,60 %); adisi (5 data atau 2,17 %); literal (5 data atau 2,17 %); kreasi diskursif (4 data atau 1,73 %; generalisasi (1 data atau 0,43 %); dan variasi (1 data atau 0,43 %).