Relevansi Misi Kristus Bagi Spiritualitas Kristen

Supriadi, Made Nopen; Dilla, Minggus; Bora, Lewi Nataniel

doi:10.53687/sjtpk.v2i2.25

Cited by 4 publications

(5 citation statements)

References 13 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Yesus mengkhotbahkan pertobatan dan pengampunan, mewartakan penggenapan Mesias di dalam Dia, dan kabar baik selalu dibagikan kepada para murid dan pengikut-Nya di sepanjang pelayanan-Nya. Kabar baik yang diberitakan Yesus adalah kabar pengampunan dosa yang digenapi di dalam Yesus (Supriadi, Dilla, and Bora 2021).…”

Section: Misi MM Mengimitasi Misi Kristus: Memberitakan Injil Mengaja...unclassified

To Reach the Unreached People: Mengkaji Misi Dan Pelayanan Matheus Mangentang

Putra

2023

phr

View full text Add to dashboard Cite

Di Indonesia, salah satu tokoh misi penting adalah Matheus Mangentang (MM). Misinya dilaksanakan hampir di seluruh Indonesia melalui SETIA dan GKSI. Namun demikian, terdapat kekurangan literatur dan studi yang menganalisis misi yang telah diselesaikan MM. Banyak temuan yang ditemukan peneliti melalui penggunaan pendekatan kualitatif, khususnya studi pustaka atau literatur. Pertama, belas kasih MM terhadap jiwa-jiwa tertindas—yang sebagian besar tinggal di daerah terpencil atau pedesaan—adalah katalis lahirnya misinya. Oleh karena itu, hal itu mengilhami dia untuk menjangkau mereka, mengangkat semangat mereka, dan membagikan kabar baik tentang penebusan kepada mereka agar pada akhirnya membebaskan mereka dari kelemahan rohani, pendidikan, dan bahkan ekonomi.

show abstract

Section: Misi MM Mengimitasi Misi Kristus: Memberitakan Injil Mengaja...unclassified

To Reach the Unreached People: Mengkaji Misi Dan Pelayanan Matheus Mangentang

Putra

2023

phr

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Pembahasan dimulai dengan mendeskripsikan apa itu Spiritual Reinforcement, karakteristik lansia, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai kajian eksposisi teks 1 Tes. 4: [13][14][15][16][17][18]. Pada bagian akhir karya ilmiah ini akan ditarik sebuah kesimpulan dari hasil kajian teks di atas yaitu berupa Spiritual Reinforcement bagi lansia menjalani masa tuanya dan menghadapi kematiannya.…”

Section: Metode Penelitianunclassified

“…15 Spiritualitas Kristen dibangun berdasarkan kehidupan dan teladan dari Yesus Kristus dan konsep kehidupan spiritualitas berkorelasi dengan realitas sosial, ilmu pengetahuan dan medis. 16 Berkaitan dengan pelayanan kepada para lansia, penelitian Mutia dkk., menjelaskan bahwa spiritualitas dapat mencegah depresi yang terjadi pada lansia. 17 Selain itu, penelitian Setyowati dkk., menemukan bahwa spiritualitas berpengaruh kepada rasa kesepian yang dialami para lansia, tingkat spiritualitas rendah mengakibatkan rasa kesepian lansia meninggi.…”

Section: Hasil Dan Pembahasan Pengertian Spiritual Reinforcementunclassified

“…Aspek teologis dan fisik saling terikat (link) satu sama lain menjadi katalisator implementasi etika Kristen yang perlu dihargai dan diterapkan secara proporsional oleh pengurus gereja dan anggota keluarga lansia untuk melayani para lansia sehingga tercipta pertumbuhan gereja yang sehat. 35 Kematian menjadi pintu memasuki kehidupan kekal dan berkumpulnya setiap orang percaya dengan Kristus dalam kebahagiaan abadi (1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)(13)(14)(15)(16)(17)(18) Demikian pernyataan Paulus tentang kedatangan Kristus kembali yang kedua kali dalam Ayat 1 Tes. 4:15 dalam teks Yunani (salinan Stephanus Textus Receptus 1550) dan teks Indonesia (Alkitab Terjemahan baru, 1974) ditulis demikian:…”

Section: Karena Jikalau Kita Percaya Bahwa Yesus Telah Mati Dan Telah...unclassified

“…4:14), dan kematian menjadi pintu memasuki kehidup kekal dan berkumpulnya setiap orang percaya dengan Kristus (1 Tes. 4: [15][16][17][18].…”

Section: Kesimpulanunclassified

See 2 more Smart Citations

Spiritual Reinforcement Bagi Para Lansia Menghadapi Kematian Berdasarkan 1 Tesalonika 4:13-18

Sihite

2023

JTKK

View full text Add to dashboard Cite

The elderly often experience anxiety when facing death. For this reason, spiritual strengthening is needed for the elderly so they don't dissolve in anxiety. This article aims to explain Spiritual Reinforcement for the elderly based on biblical teachings in 1 Thess. 4:13-18 as a provision for the faith of the elderly to go through old age, especially facing death that will come. This scientific work uses the hermeneutic method with a text exposition approach 1 Thess. 4:13-18. The results of the study concluded that 1 Thess. 4:13-18 can be a spiritual strengthening for believers, especially for the elderly congregation that death is a temporary separation from believers who are still alive (1 Thess. 4:13), the death of a believer is sleeping with Jesus (1Thess. 4:14), and death becomes the door to enter eternal life and the meeting of every believer with Christ (1 Thess. 4:15-18).AbstrakPara lansia sering kali mengalami kecemasan ketika menghadapi kematian. Untuk itu diperlukan penguatan rohani terhadap para lansia sehingga tidak larut dalam kecemasan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan Spiritual Reinforcement (Penguatan Rohani) terhadap para lansia berdasarkan ajaran alkitab dalam 1 Tes. 4:13-18 sebagai bekal iman lansia menjalani masa tua, khususnya menghadapi kematian yang kelak akan tiba. Karya ilmiah ini menggunakan metode hermeneutika dengan pendekatan eksposisi teks 1 Tes. 4:13-18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks 1 Tes. 4:13-18 dapat menjadi penguatan spiritual bagi orang-orang percaya, khususnya jemaat lansia yaitu bahwa kematian adalah perpisahan sementara dengan orang percaya yang masih hidup (1 Tes. 4:13), kematian orang percaya adalah tidur bersama Yesus (1Tes. 4:14), dan kematian menjadi pintu memasuki kehidup kekal dan berkumpulnya setiap orang percaya dengan Kristus (1 Tes. 4:15-18).

show abstract

Paradigma Misi dalam Konteks Kemajemukan Agama: Analisis Matius 5:13-16 sebagai Teks Misi

Karlau

2024

Dun

View full text Add to dashboard Cite

Abstract. The former mission paradigm often displays an arrogant, triumphalistic and imperialist face. Such missions often trigger disharmony in a society characterized by religious pluralism. Therefore, this paper intended to propose a new paradigm in missions by starting from the text Matthew 5:13-16 as a mission text, and not from the text Matthew 28:18-20 which is usually used as a paradigmatic text in missions. The method used in this study was context and literary analysis of Matthew 5:13-16. The result is that the mission should aim public glory for God, and not for the main aim of increasing the number of the religion adherent, through living production that is able to salt and light the public space.Abstrak. Paradigma misi lama seringkali menampilkan wajah yang arogan, triumfalistik, dan imperialis. Misi yang demikian sering kali memantik ketidakharmonisan dalam masyarakat dengan ciri kemajemukan agama. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud untuk mengusulkan paradigma baru dalam misi dengan berangkat dari teks Matius 5:13-16 sebagai teks misi, dan bukan dari teks Matius 28:18-20 yang biasanya dijadikan sebagai teks paradigmatik dalam misi. Metode yang digunakan dalam kanjian ini adalah analisis konteks dan literer Matius 5:13-16. Hasilnya, bahwa misi sudah seharusnya bertujuan untuk menghasilkan kemuliaan bagi Allah, dan bukan untuk tujuan utama menambah jumlah pengikut, melalui karya hidup yang mampu menggarami dan menerangi ruang publik.

show abstract

Relevansi Misi Kristus Bagi Spiritualitas Kristen

Cited by 4 publications

References 13 publications

To Reach the Unreached People: Mengkaji Misi Dan Pelayanan Matheus Mangentang

To Reach the Unreached People: Mengkaji Misi Dan Pelayanan Matheus Mangentang

Spiritual Reinforcement Bagi Para Lansia Menghadapi Kematian Berdasarkan 1 Tesalonika 4:13-18

Paradigma Misi dalam Konteks Kemajemukan Agama: Analisis Matius 5:13-16 sebagai Teks Misi

Contact Info

Product

Resources

About