2022
DOI: 10.15575/jt.v5i1.13803
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Religious and Ethnic Prejudice as Problems for Creating Social Harmony in West Java

Abstract: Artikel ini bertujuan untuk membahas faktor yang melatarbelakangi terjadinya prasangka agama dan etnis khususnya oleh kelompok agama dan suku mayoritas di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Penelitian ini diperoleh temuan bahwa prasangka agama dan etnis di Jawa Barat dilakukan oleh segelintir orang dari kelompok mayoritas Islam dan suku Sunda terhadap kelompok minoritas Katolik dan etnis lain non-pribumi. Lat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2023
2023
2025
2025

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Toleransi ini pun harus dibatasi dengan batasan-batasan yang jelas, sebab tidak mungkin untuk masyarakat yang memiliki pluralitas dalam agama ini disatukan dalam satu keyakinan yang sama, sebab keyakinan itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dikompromikan juga tidak bisa ditawar-tawar (Truna, 2020). Sebab karena masalah keyakinan tidak bisa ditawar-tawar, Persatuan Islam juga membatasi agar bertoleransi ini tidak merusak ushul (akidah) Islam itu sendiri.…”
Section: Moderasi Terhadap Antar Umat Beragamaunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Toleransi ini pun harus dibatasi dengan batasan-batasan yang jelas, sebab tidak mungkin untuk masyarakat yang memiliki pluralitas dalam agama ini disatukan dalam satu keyakinan yang sama, sebab keyakinan itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dikompromikan juga tidak bisa ditawar-tawar (Truna, 2020). Sebab karena masalah keyakinan tidak bisa ditawar-tawar, Persatuan Islam juga membatasi agar bertoleransi ini tidak merusak ushul (akidah) Islam itu sendiri.…”
Section: Moderasi Terhadap Antar Umat Beragamaunclassified
“…Keyakinan sebagai satu-satunya agama yang benar atau klaim kebenaran (truth claim) ini bukan menjadi penghalang dialog dan bukan sebagai bentuk pelecehan terhadap agama lain. Sebab truth claim ini tidak selamanya akan melahirkan perilaku pelecehan atau ketersinggungan, sebab pelecehan atau ketersinggungan ini persoalan yang lain dan tidak serta merta berkaitan dengan klaim tersebut (Truna & Zakaria, 2021). Truth claim dalam aspek ini merupakan sebuah keniscayaan dan dapat dimengerti di masing-masing pemeluk agama, tidak mungkin seseorang menganut satu agama tanpa adanya pembenaran terhadap agamanya sendiri (M. T. Rahman, 2022).…”
Section: Moderasi Terhadap Antar Umat Beragamaunclassified
“…The timing of the Kupatan ritual, seven days after Eid al-Fitr, follows a long-standing tradition and marks the end of the six-day Syawal fasting. This practice shows how traditions can collaborate with religious practices, creating harmony and diversity (Truna & Zakaria, 2022).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%