2018
DOI: 10.47349/jbi/14012018/51
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Respon Enzim Antioksidatif Sonchus oleraceus terhadap Cekaman Krom pada Media Tanam Berbeda

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

1
1

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Cr 6+ atau kromium heksavalen lebih toksik karena bersifat mutagenik, karsinogenik, tingkat oksidasi yang tinggi, sangat reaktif, dan kadar kelarutan yang sangat tinggi. Cr 6+ sangat berbahaya apabila terserap pada jaringan organisme, baik itu jaringan hewan maupun tumbuhan dan menyebabkan terjadinya gangguan pada permeabilitas membran serta dapat mengoksidasi sel (Sucahyo & Kasmiyati, 2018) Pada hakikatnya, seluruh tumbuhan memiliki kemampuan dalam menyerap logam, namun dalam kadar toleransi tertentu bergantung pada spesiesnya. Tagetes erecta atau yang dikenal sebagai tanaman marigold, kenikir, dan gumitir adalah salah satu spesies tumbuhan fitoremediator, yakni memiliki kemampuan menghadapi cekaman berbagai logam berat seperti Pb, Cd, dan Cr.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Cr 6+ atau kromium heksavalen lebih toksik karena bersifat mutagenik, karsinogenik, tingkat oksidasi yang tinggi, sangat reaktif, dan kadar kelarutan yang sangat tinggi. Cr 6+ sangat berbahaya apabila terserap pada jaringan organisme, baik itu jaringan hewan maupun tumbuhan dan menyebabkan terjadinya gangguan pada permeabilitas membran serta dapat mengoksidasi sel (Sucahyo & Kasmiyati, 2018) Pada hakikatnya, seluruh tumbuhan memiliki kemampuan dalam menyerap logam, namun dalam kadar toleransi tertentu bergantung pada spesiesnya. Tagetes erecta atau yang dikenal sebagai tanaman marigold, kenikir, dan gumitir adalah salah satu spesies tumbuhan fitoremediator, yakni memiliki kemampuan menghadapi cekaman berbagai logam berat seperti Pb, Cd, dan Cr.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 80% populasi dunia bergantung pada obat-obatan non-konvensional, terutama tumbuhan herbal untuk perawatan kesehatan primer (Neldawati 2013). Banyak kekayaan hayati Indonesia yang mempunyai potensi sebagai bahan obat dan mengandung bahan baku anti osidan sebagai contoh seperti pada kelompok famili tumbuhan Rubiaceae (Marusin dkk 2013), tumbuhan Sonchus oleraceus (Sucahyo & Kasmiyati 2018), dan tumbuhan Artemisia spp (Rahman et al 2017). Untuk tanaman spesies Artemisia cina memiliki potensi signifikansi ekonomi yang tinggi karena dapat digunakan sebagai obatobatan, dan jenis dari genus ini telah dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit seperti infeksi oleh jamur, bakteri dan virus (Sakipova et al 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified