Masyarakat konsumen menyukai kan patin (Pangasius sp.) karena rasa dan tekstur dagingnya yang enak. Budidaya intensif digalakkan untuk mencukupi kebutuhan dan permintaan konsumen. Budidaya intensif dilakukan dengan padat penebaran tinggi, namun apabila manajemennya kurang baik berpotensi menimbukan sisa pakan dan feses yang mengendap didasar kolam. Pengendapan sisa pakan dan feses didasar kolam dapat membahayakan kualitas air yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan budidaya sistim bioflok untuk memperbaiki kualitas air disertai penambahan suplemen tepung jahe melalui pakan untuk meningkatkan pertumbuhanya. Tujuan penelitian ini untuk memastikan ada tidaknya dampak positif budidaya sistim bioflok dengan pakan yang mengandung suplemen tepung jahe terhadap pertumbuhan ikan patin. Penelitian dilakukan di Laboratorium basah kolam bioflok Desa Karangsari, Kembaran, Banyumas. Metode eksperimen digunakan dalam penelitian ini dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 4 perlakuan, 1 kontrol dan 4x replikasi. Perlakuan berupa pemberian tepung jahe dalam pakan dengan sistim bioflok, yaitu P0 = kontrol, P1= pakan + bioflok, P2 = pakan mengandung 5,63 g tepung jahe kg-1 pakan + bioflok, P2 = pakan mengandung 3,75 g tepung jahe kg-1 pakan + bioflok, P3 = pakan mengandung 1,88 g tepung jahe kg-1 pakan + bioflok. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan yang dicampur tepung jahe dalam pakan dengan sistem bioflok secara signifikan meningkatkan pertambahan berat dan panjang, laju pertumbuhan harian, rasio konversi dan efisiensi pakan dengan dosis optimal 5,63 g tepung jahe kg-1 pakan. Hal ini menunjukkan, penambahan suplemen tepung jahe melalui pakan dalam sistem bioflok dapat digunkan untuk budidaya ikan patin.