Penampilan busana bangsawan di puri-puri Bali Utara pada era 1800-1940 menunjukan adanya hegemoni budaya dalam berbusana terhadap sistem busana tradisional Bali, khususnya di Bali Utara. Pengaruh budaya asing, khususnya Barat terjadi melalui pertemuan langsung penduduk Bali Utara dengan pedagang dari Eropa. Kaum bangsawan Bali Utara yang berasal dari dua kerajaan besar, yakni Kerajaan Karangasem dan Buleleng menerima baik kedatangan bangsa Barat pada awalnya. Dua puri besar ini berusaha melakukan perubahan sosial kultural dengan bantuan pihak Barat yang kemudian berhasil menguasai Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya dan studi fashion untuk menjelaskan elemen-elemen fashion Barat pada busana bangsawan Bali Utara pada 1800-1940. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada busana kaum bangsawan pria terlihat elemen-elemen fashion Barat, terutama pada pemakaian baju dan kelengkapan busana, seperti: rompi, dasi, dan aksesoris, seperti: lencana, jam, pin, dan topi. Pada busana bangsawan wanita terlihat pada pemakaian baju kastim dan penggunaan motif aksesoris seperti bros, giwang, dan leontin, serta gelung yang menyerupai tiara pada kepala bangsawan wanita Eropa. Pengaruh budaya Barat dalam tatabusana bangsawan Bali Utara 1800-1940 terjadi melalui hegemoni fashion. Dengan pasti, gaya hidup bangsawan Bali Utara pada era 1800-1940 menjadi ke barat-baratan. Modus operandi hegemoni melalui pendidikan dan pemaksaan etika berbusana Barat terutama pada kaum wanita.