Retrospective Review of Patients Operated on with Bilateral Cleft Lip through Surgical Outreaches in Kenya

Abstract

This was a study to evaluate the characteristics and outcome of patients operated on with bilateral cleft lip through surgical outreach programs in Kenya between January 2006 and December 2011. Files for fifty-nine patients operated on during the study period were evaluated. The mean age for surgery was ten months with about forty-five percent of the patients more than one year of age. No presurgical orthopaedic devices were utilized on any of the patients. Mulliken surgical technique and the Manchester technique were the commonest surgical techniques in equal proportions. An overall complication rate of about 7.5 percent was noted. In conclusion we noted a delay in the surgical management of the majority of our patients. This resulted in a backlog of cases. There is thus a need to intensify more surgical outreach camps as well as training more surgeons to assist in the management of clefts. Cleft surgery is a relatively safe surgery that could be carried out in relatively remote centers through surgical outreach programs. This was evidenced by the low complication rates in our series.

Prosedur penatalaksanaan celah bibir inkomplit bilateral dan rinoplasti primer dengan modifikasi mulliken

“…Hal ini disebabkan oleh (1) malposisi kartilago lateral inferior, (2) deposisi fibroadiposa antara kartilago lateral inferior, (3) hipoplasia kolumela, (4) protrusio pre-maksilaris dan (5) prolabium yang amuskuler. 6,16 Teknik repair yang digunakan adalah modifikasi Mulliken. Teknik ini dipilih karena bisa melakukan repair bibir dan deformitas hidung dalam satu tahap operasi.…”

“…17 Kerugian teknik Mulliken ini adalah terbentuknya sikatriks sepanjang alar rim. 16 Ada beberapa teknik operasi celah bibir bilateral, di antaranya teknik Millard, Manchester, dan Veu. Teknik Manchester lebih mudah dilakukan dan digunakan untuk repair celah bibir bilateral inkomplit atau pada kasus dengan kolumela yang berkembang relatif baik, sedangkan teknik Mulliken digunakan pada kasus dengan kolumela yang tidak berkembang dengan baik dan deformitas hidung yang berat.…”

“…Teknik Manchester lebih mudah dilakukan dan digunakan untuk repair celah bibir bilateral inkomplit atau pada kasus dengan kolumela yang berkembang relatif baik, sedangkan teknik Mulliken digunakan pada kasus dengan kolumela yang tidak berkembang dengan baik dan deformitas hidung yang berat. 6,16 Beberapa penelitian pasca repair bibir dan rinoplasti primer dengan teknik Mulliken melaporkan analisis antropometri meliputi panjang hidung, protusio bibir, dan lebar kolumela mendekati nilai normal. 4 Richardson, 14 melakukan penelitian di India mengenai repair celah bibir dengan teknik Mulliken mendapatkan hasil yang sangat memuaskan, baik secara medis maupun non medis.…”