Revenue Sharing Fund of Tobacco Products Excise and Economic Performance in Decentralized Era

Abstract

For the regions that have tobacco farming, tobacco has economic potential for them. It means that the better the productivity of tobacco farming, the better the regional economy will be. The government has, therefore, set up the Revenue Sharing Fund of Tobacco Products Excise scheme to drive tobacco agricultural productivity in every area that produces tobacco. This study uses an econometric approach to examine the effect of DBHCHT on the regional economy, both aggregate and sectoral in Rembang Regency. Rembang Regency is known as one of the tobacco producers in Central Java. The economic sectors analyzed are the agriculture, industry, and health sectors. The results show that DBHCHT has a positive effect, both aggregate and sectoral, with varying degrees of magnitude. Further collaborations on these results are entirely presented in this article. Abstrak:Sektor pertanian tembakau merupakan potensi ekonomi bagi keuangan daerah. Artinya, semakin baik produktivitas pertanian tembakau di sebuah daerah penghasil tembakau, semakin baik pula perekonomiannya. Oleh karena itu pemerintah menyediakan skema Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dalam mendorong produktivitas pertanian tembakau di setiap daerah yang menghasilkan tembakau. Studi ini menggunakan pendekatan ekonometrik untuk menguji pengaruh DBHCHT terhadap perkonomian, baik agregat maupun sektoral, di Kabupaten Rembang yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau di Jawa Tengah. Sektor ekonomi yang dianalisis adalah sektor pertanian, industri, dan kesehatan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau berpengaruh positif signifikan, baik agregat maupun sektoral dengan magnitude yang berbeda-beda. Elaborasi lebih jauh atas hasil tersebut disajikan secara lengkap dalam artikel ini.

Pengaruh Kebijakan Earmarking Cukai Hasil Tembakau Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia

“…Di satu sisi kebijakan ini dinilai belum berhasil mencapai tujuan peningkatan kesehatan masyarakat apabila dilihat dari indikator prevalensi merokok yang masih tinggi dan prasarana kesehatan yang masih minim (Cameng & Fasini, 2020;Sitepu, 2016). Namun, di sisi lain penyerapan anggaran DBH CHT di bidang kesehatan dinilai cukup efektif sehingga berpengaruh positif di sektor kesehatan (Kusyeni et al, 2021;Nurcahyo, 2020;Yandri et al, 2020).…”

“…Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, diduga bahwa pengalokasian DBH CHT sebagai salah satu sumber pembiayaan kesehatan dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pelayanan kesehatan di masyarakat. Sementara itu, variabel kontrol yang dipakai antara lain DAK kesehatan dan PAD yang keduanya mewakili sumber pembiayaan lainnya (Apriliani & Khoirunurrofik, 2020;Cavalieri et al, 2019;Kruse et al, 2012;Lewis, 2013;Yandri et al, 2020). rasio total belanja kesehatan terhadap PDRB yang mengukur seberapa besar kapasitas pemerintah daerah dalam berkontribusi mewarnai kegiatan perekonomian di sektor Kesehatan (Mongan, 2019).…”