Revisiting Creative Accounting in the Context of Islamic Economic and Finance System

Abstract

The paper investigates the possibility and spread of creative accounting (CA) related practices in the emerging financial system based on Islamic ideology and economics principles. Analytical methodology has been adopted in order to answer the research questions with a view to improving clarity of concepts. At the doctrinal level, there is little likelihood for practices associated with creative accounting as Islamic finance forbids use of misleading information in business transactions. At the operational level, however, factors like adoption of conventional accounting standards, use of income smoothing practices, and the flexibility in subjective interpretation of scripture based laws (Sharia) open up possibilities for the new financial system to be permeated by creative accounting practices. Islamic finance can be plagued by the pernicious effects of CA practices, therefore, any complacency on the part of advocates of Islamic finance can be misplaced. If practices like creative accounting continue to prevail in Islamic financial system, it will negatively affect the image of Islamic finance as an ethical, just, equitable and fair system. The authors have made a contribution by drawing attention of the research community to the neglected but important issue of creative accounting by critically analysing it and arraying the doctrinal view against the operational view.

Dapatkah Religiusitas Islami Memoderasi Pengaruh Sifat Machiavellian dan Pengetahuan Akuntansi terhadap Persepsi Praktik Creative Accounting?

“…Sekalipun demikian, praktik ini dapat ditemukan di sejumlah negara. Di Amerika Serikat, misalnya, praktik creative accounting telah membawa bencana kegagalan yang mengejutkan dunia pada perusahaan raksasa seperti Enron dan Lehman Brothers (Malik et al, 2019). Di Indonesia praktik creative accounting dapat ditemukan dalam kasus PT SNP Finance yang melakukan pembobolan kepada 14 Bank dan manipulasi agunan piutang senilai Rp.…”

“…Dalam transaksi bisnis tidak boleh memberikan informasi yang menyesatkan dalam kerangka religiusitas Islami. Hal ini dikarenakan menurut Malik et al (2019) creative accounting sangat kontras dengan ajaran dasar Islam yang menyerukan perilaku etis.…”

“…Religiusitas merupakan sebuah sistem yang memadukan kepercayaan, gaya hidup, kegiatan ritual, dan intuisi dalam memberikan makna bagi kehidupan manusia dan menuntun pada nilai-nilai suci atau nilai tertinggi (Glock & Starck, 1965). Religiustas Islami adalah kepercayaan fundamental (rukun iman) bagi semua muslim (Malik et al, 2019) yang dapat diukur dari tiga hal yaitu aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik keagaman), dan akhlak (pengalaman dari akidah dan syariah).…”

“…Pengetahuan yang dimiliki setiap individu merupakan hasil dari penginderaan mengenai suatu objek atau pemahaman tertentu (Anggita & Sari, 2017). Bahkan keuangan syariah menurut Malik et al (2019) juga termasuk dalam bentuk pengetahuan kreatif yang dibolehkan dalam Islam, sehingga pengetahuan tidak digunakan untuk melawan dan berpotensi merusak prinsip dasar Islam. Sejalan dengan studi Conroy & Emerson (2004) menunjukkan religiusitas berpengaruh pada persepsi individu dalam pemilihan akuntansi.…”

“…Dikarenakan umumnya individu dengan sifat Machiavellian tinggi akan lebih cenderung melakukan tindakan atau perilaku tidak etis (Hermawan & Setyaniduta, 2016). Sehingga sangat kontras dengan ajaran dasar Islam yang menyerukan perilaku etis (Malik et al, 2019).…”