Artritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui. Metotreksat adalah DMARD (disease-modifying antirheumatic drug) yang paling sering digunakan pada AR, namun respons terhadap metotreksat bervariasi di antara populasi. Data mengenai faktor klinis dan laboratoris yang berhubungan dengan remisi pada AR yang diterapi dengan metotreksat masih tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor klinis dan laboratoris yang berhubungan dengan remisi pada pasien AR yang mendapat terapi metotreksat. Data diperoleh dari pasien AR yang memenuhi kriteria ACR-EULAR 2010 dengan desain penelitian observasional dan pendekatan potong lintang. Data meliputi jenis kelamin, usia onset penyakit, durasi penyakit, indeks masa tubuh (IMT), tender joint count (TJC), swollen joint count (SJC), visual analog scale (VAS) nyeri, disease activity score (DAS)-28 awal, laju endap darah (LED), anti-cyclic citrullinated protein (CCP), dan rheumatoid factor (RF). Variabel dianalisis secara statistik dengan uji chi square dilanjutkan regresi logistik multipel. Penelitian ini melibatkan 88 pasien AR, terdiri dari 85,2% wanita (n = 75) dan 14,8% pria (n = 13), rerata usia 54,78±11,34. Proporsi remisi pasien adalah 26,1%. Dari analisis bivariat dengan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna terhadap remisi, yaitu usia onset (p = 0,037), VAS nyeri (p = 0,030) dan LED (p = 0,038). Dapat disimpulkan bahwa usia onset, VAS nyeri, dan LED berhubungan bermakna dengan remisi penyakit pasien AR yang diterapi dengan metotreksat.