Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengasinan dengan metode pasta yang dilanjutkan dengan perebusan pada larutan garam terhadap karakteristik hedonik telur puyuh asin. Proses pengasinan dilakukan dengan merendam dalam pasta penggaraman yang terdiri dari campuran bata merah, abu, garan dan air selama 48 jam, diikuti dengan perebusan menggunakan dua metode, yaitu air bersih (TPA 1) dan larutan garam 10% (TPA 2) selama 1 jam masing-masing. Parameter organoleptik dievaluasi oleh 36 panelis yang tidak terlatih. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan independent samples t-test untuk membandingkan kedua sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah telur puyuh diasinkan dengan metode pasta penggaraman dan direbus dengan larutan garam 10% (TPA 2) memberikan dampak yang nyata (P<0,05) terhadap rasa putih telur, rasa kuning telur, kemasiran, tekstur putih telur, dan aroma. Perlakuan TPA 2 belum mencapai standar organoleptik telur asin. 19 panelis lebih menyukai telur puyuh perlakuan TPA 2 dan 17 panelis lebih menyukai TPA 1.