2020
DOI: 10.25078/sp.v11i1.1493
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Sasana Kapamangkuan: Sebuah Ajaran Tattwa dan Etika dalam Membangun Kesadaran Diri Sebagai Pelayan Umat

Abstract: <em>The tradition of using my uncle or priest arises because the Hindu community since ancient times has been divided into professional groups. The Brahmin group has a profession in the religious field, because it is seen as the group that best understands religious teachings including its ceremonial procedures, because it is natural when a priest is declared as an intermediary between the Ummah with Ida Sang Hyang Widhi Wasa and Ida Bhatara Kawitan. The presence of my uncle is a necessity for Hi… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Karena tugas utama dari seorang pamangku di tempat suci yaitu pura maka wajib menjaga kesucian secara lahir bathin. Pamangku karena tugasnya di tempat suci dan karena tingkat penyuciannya tidak sama dengan sulinggih patut menjauhi hal-hal yang dipandang dapat menyebabkan leteh dan cemer (Subawa & Junianti, 2020). Menjaga kesucian secara lahir dan bathin melalui lapisan tubuh yang disebut Tri Sarira.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Karena tugas utama dari seorang pamangku di tempat suci yaitu pura maka wajib menjaga kesucian secara lahir bathin. Pamangku karena tugasnya di tempat suci dan karena tingkat penyuciannya tidak sama dengan sulinggih patut menjauhi hal-hal yang dipandang dapat menyebabkan leteh dan cemer (Subawa & Junianti, 2020). Menjaga kesucian secara lahir dan bathin melalui lapisan tubuh yang disebut Tri Sarira.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebelum menjadi pemangku atau pinandita, seseorang wajib menjalani upacara pawintenan pemangku (Jirnaya, & Paramartha, 2018) sesuai dengan tingkatannya, seperti Pawintenan Sari, Pawintenan Gede, Pawintenan Mapedamel Ganapati, Pawintenan Mapedamel Dasa Guna, dan Pawintenan Samskara Ekajati atau Panca Rsi. Setelah menjalani prosesi pawintenan baru kemudian diberikan kewenangan untuk menjalankan sesana kepemangkuannya, baik sebagai manggala yadnya, ngeloka phala sraya maupun sebagai seorang rohaniawan Hindu pada tingkatan Ekajati (Subawa & Junianti, 2020). Memohonkan demi keselamatan masyarakat dan negara disebut ngayasang jagat, dengan cara melaksanakan pemujaan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Setelah mengikuti upacara Pawintenan Pemangku atau Pinandita maka seseorang akan meningkatkan statusnya ke tingkatan Ekajati, dengan berbagai hak dan kewajiban serta pantangan (Subawa & Junianti, 2020) yang melekat sebagai seorang rohaniawan dan tokoh Agama Hindu. Pemangku atau Pinandita sebagai perpanjangan tangan dari Sulinggih atau Pandita, dalam upacara yadnya memiliki peran yang cukup besar, walaupun hanya terbatas pada tingkatan upacara kecil (yadnya alit) sesuai dengan kewenangan yang diijinkan oleh Sang Sulinggih (Arcani, 2017).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified