<p>Penyakit busuk lunak (PBL) yang disebabkan oleh Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum atau Pseudomonas viridiflava merupakan kendala utama dalam budidaya anggrek. Serangan patogen tersebut sangat merugikan petani, mengingat biaya investasi produksi anggrek tergolong tinggi. Oleh karena itu patogen tersebut harus dikendalikan menggunakan metode pengendalian yang ramah lingkungan, yaitu dengan mengaplikasikan biobakterisida berbahan aktif rizobakteri, seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Tujuan penelitian ini ialah (1) mendapatkan komposisi bahan aktif dan bahan pembawa biobakterisida yang efektif mengendalikan penyakit busuk lunak pada anggrek Phalaenopsis, (2) mengetahui perubahan reaksi kimia formula biobakterisida dan pertumbuhan populasi bahan aktif (rizobakteri B. subtilis dan P. fluorescens) pada kondisi sebelum dan setelah difermentasikan, dan (3) mengetahui kompatibilitas antara B. subtilis, P. fluorescens, dan bahan pembawa biobakterisida. Percobaan dilaksanakan mulai Bulan Mei sampai dengan Desember 2009 di Laboratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi serta Rumah Kaca, Balai Penelitian Tanaman Hias, di Segunung, Cianjur, Jawa Barat. Ruang lingkup penelitian meliputi pembuatan propagul rizobakteri sebagai bahan aktif biobakterisida, pembuatan formula biobakterisida, uji viabilitas bahan aktif, dan uji kemangkusan biobakterisida pada tanaman anggrek di rumah kaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perlakuan gabungan antara B. subtilis B12 dan P. fluorescens Pf10 yang difermentasikan dalam media ekstrak kotoran cacing (kascing) dan molase, merupakan perlakuan yang konsisten dapat menekan PBL pada anggrek Phalaenopsis dengan persentase penekanan sebesar 80%, (2) reaksi kimia formula biopestisida pada kondisi sebelum dan setelah fermentasi diindikasikan dengan perubahan pH basal medium yang sebelum fermentasi menunjukkan pH 3,75 dan berubah menjadi pH 3,50 setelah difermentasikan. Pertumbuhan populasi mikrob antagonis setelah fermentasi meningkat secara signifikan bila dibandingkan pada kondisi sebelum difermentasikan, dan (3) isolat bahan aktif (B. subtilis dan P. fluorescens) bersifat kompatibel dengan bahan pembawanya (ekstrak kascing dan molase).</p>