Sensitivitas Metode Pengukuran Keanekaragaman Jenis Di Cikabayan Bogor

Irni, Julaili

doi:10.36985/rhizobia.v10i1.461

Cited by 2 publications

(3 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Species diversity analysis was performed using a richness index (Margalef) and a diversity index (Shannon-Wienner). Analysis of diversity is an indicator of the sustainability of an ecological system, so the purpose of this analysis is to determine habitat degradation, fragmentation and extinction in a waters (Irni, 2021). The equation formula to determine the Shannon-Wienner diversity index (S-W,H') and Margalef richness (R'), as follows: Clusterization analysis is an analysis required to minimize the objective function and variation within a particular cluster.…”

Section: Mathematics Equationsmentioning

confidence: 99%

Spatial Clusterization of Fishing Area in Bulu Waters, Tuban Regency

Sari,

Kusuma,

Harlyan

et al. 2023

JEEST

View full text Add to dashboard Cite

The various characteristics of catches and fishing gear provide distinct advantages for fishermen, but these characteristics can cause other problems, namely pressure on stock availability caused by an increase in the number of catches and the use of various types of fishing gear and the efficiency provided. There needs to be good management to handle this. The purpose of this research is to find out the clustering of fishing areas based on the catch and fishing gear type. This study can be regarded as a reference in sustainable fisheries management. The research utilized descriptive methods and case studies at PPP Bulu. The analytical method used is the Shannon-Wienner index of diversity (S-W,H'), Margalef richness (R') and clusterization. Clustering analysis was performed by using Hierachical Cluster Analysis (HCA) method and Euclidean distance. The results showed that the value of diversity has a range of 0-2 and the value of wealth has a range of 1-10. The results of the clustering show that there were 3 clusters of fishing areas formed based on the catch, while no clusters of fishing areas are formed based on the type of fishing gear operated.

show abstract

Section: Mathematics Equationsmentioning

confidence: 99%

Spatial Clusterization of Fishing Area in Bulu Waters, Tuban Regency

Sari,

Kusuma,

Harlyan

et al. 2023

JEEST

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Beberapa resor di TNGC termasuk kategori kawasan yang rawan kebakaran, seperti Resor Mandirancan, Cilimus, Jalaksana, Cigugur, dan Argalingga (zona rawan kebakaran) serta Pasawahan dan Bantaragung (zona sangat rawan kebakaran) (Nursoleha et al 2014). Tercatat kebakaran di TNGC terjadi hampir setiap tahun dalam periode 2012-2021(BTNGC 2022. Kebakaran yang terjadi di TNGC merupakan hal yang mengkhawatirkan, mengingat luas dan frekuensi kebakaran di TNGC mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.…”

Section: Abstrakunclassified

“…Pengukuran biodiversitas menggunakan Indeks Kekayaan Jenis Margalef (DMG), Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Weiner (H'), dan Indeks Kemerataan Jenis Pileou (J'). Indeks Shannon-Weiner dipilih karena memiliki kecenderungan dalam bereaksi positif terhadap penambahan jenis, sehingga nilai keanekaragaman hanya akan menurun ketika tidak terjadi pertambahan jenis serta indeks ini digunakan untuk menghitung Indeks Pileou (Irni 2021;Putra 2004).…”

Section: Biodiversitasunclassified

Kesehatan Areal Hutan Pasca Kebakaran Di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat

Dewi

Putra

Haneda

2022

BKR

View full text Add to dashboard Cite

Kondisi hutan di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih karena terus menerus mendapat gangguan, salah satunya adalah kebakaran. Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan kawasan hutan yang sering mengalami kebakaran sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan guna meminimalisir dampak buruk dari kebakaran hutan. Salah satu kegiatan dalam upaya pengendalian kebakaran hutan adalah penanganan pasca kebakaran dengan melakukan monitoring pada areal pasca kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi kesehatan areal hutan bekas terbakar di TNGC pada berbagai klaster plot dan (2) menganalisis perbedaan kondisi kesehatan areal dengan frekuensi terbakar yang berbeda serta perbedaan kondisi kesehatan areal yang terbakar dan tidak terbakar. Pengamatan kondisi kesehatan hutan di TNGC dilakukan dengan pengukuran dampak kebakaran terhadap vegetasi menggunakan metode Forest Health Monitoring dengan menggunakan tiga indikator, yaitu produktivitas, biodiversitas, dan kondisi tajuk. Jumlah klaster plot yang dibangun yaitu empat klaster plot pada areal terbakar dan satu klaster plot di areal tidak terbakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kebakaran hutan lebih rendah pada areal 1 kali terbakar dibandingkan pada areal lebih dari 5 kali terbakar. Secara keseluruhan, areal tidak terbakar menunjukkan kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan areal bekas terbakar. Upaya pemulihan ekosistem perlu dilakukan dengan menanam jenis asli yang cocok dengan kondisi lahan di Blok Pajaten dan memiliki daya adaptasi terhadap api dan perlu dilakukan penanaman jenis yang dapat dimanfaatkan sebagai sekat bakar hijau di Blok Gibug.

show abstract

Sensitivitas Metode Pengukuran Keanekaragaman Jenis Di Cikabayan Bogor

Cited by 2 publications

References 0 publications

Spatial Clusterization of Fishing Area in Bulu Waters, Tuban Regency

Spatial Clusterization of Fishing Area in Bulu Waters, Tuban Regency

Kesehatan Areal Hutan Pasca Kebakaran Di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat

Contact Info

Product

Resources

About