AbstrakSungai deli merupakan Darerah Aliran Sungai Pioritas I yang ada Sumatera utara, tingkat aktivitas masyarakat yang ada di sempadan sungai deli tinggi seperti pemukiman, perkantoran, sekolah dan industri, masyarakat berpotensi menghasilkan limbah padat banyak ber muara ke badan sungai sehingga membuat sungai tersebut tercemar, parameter pencemaran adalah logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan Pb di Sungai Deli dengan menggunakan alat AAS, dari hasil analisis tingkat pencemaran sungai deli maka didapatkan Hasil Analisa Timbal (Pb) dari hulu hingga hilir adalah nilai rata rata 0,003 ppm hal ini bearti pencemaran timbal (Pb) yang ada di sungai deli masih tergolong rendah atau belum tercemar oleh logam berat timbal (Pb) karena menurut PP RI NO 82 TAHUN 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian pencemaran air baku mutu 0,03 ppm. AbstractThe Deli river is the Pioritas I River Basin in North Sumatra, the level of community activity in the Deli river border is high such as settlements, offices, schools and industries, the community has the potential to produce a lot of solid waste in the estuary to the river body to make the river polluted, parameters pollution is heavy metal. The purpose of this study is to analyze the Pb content in the Deli River using the AAS tool, from the analysis of the deli river pollution level, the Lead Analysis Result (Pb) obtained from upstream to downstream is an average value of 0.003 ppm, this means that lead pollution (Pb) in the river Deli is still relatively low or has not been polluted by lead-heavy metals (Pb) because according to Government Regulation No. 82 of 2001 concerning Water Quality Management and quality pollution control of 0.03 ppm standard water.
Kupu-kupu merupakan salah satu serangga cantik di dunia yang dijadikan sebagai lambang keindahan karena memiliki warna dan corak sayap yang sangat menarik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keragaman kupu-kupu (lepidoptera) serta mengidentifikasi kupu-kupu yang berhasil didokumentasikan dan dilaksanakan di Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada bulan Desember 2013 – Januari 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode jelajah untuk mendapatkan sampel. Penelitian ini menggunakan 18 titik pengamatan pada hutan kering sekunder yang dimulai dari titik 1 di pondok dan berakhir dititik 18 yaitu pantai kupu-kupu serta parameter pengamatan yaitu suhu, kelembapan udara dan intensitas cahaya. Hasil yang diperoleh dari titik pengamatn tersebut ditemukan 38 spesies yang berhasil didokumentasi dan terdiri dari 5 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Riodinidae, Pieridae dan Lcyaenidae. Family Nymphalidae memiliki spesies terbanyak yaitu 16 spesies dan paling sedikit dari Family Riodinidae sebanyak 3 spesies. Intensitas cahaya yang terdapat di dalam hutan yaitu 1264 Lux sedangkan di Pantai Kupu-kupu 1850 Lux. Suhu dan kelembaban udara di hutan yaitu 98 % dan 25ºC sedangkan di Pantai Kupu-kupu yaitu 60 %dan 35 ºC.
Keanekaragaman hayati dapat diukur melalui tiga parameter yaitu kekayaan jenis, keanekaragaman jenis dan kemerataan.Untuk mengetahui tingkat sensitivitas tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan kekayaan jenis, keanekaragaman dan kemerataan dengan megaplikasikan berbagai metode yang ada untuk megukur keanekaragaman jenis.Pengambilan data untuk perhitungan seluruh indeks dilakukan dengan membuat plot tunggal sedangkan untuk penduga jackknife dan rarefraction dilakukan pembuatan empat plot kuadrat berukuran 20x20 m yang ditempatkan secara acak. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan ukuran adalah dengan kurva species area.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekargaman serangga malam yang ada di lahan konversiTeh menjadi kelapa sawit, apakah populasi serangga yang berada di lahan konversi Teh menjadi Kelapasawit menimbulkan penambahan spesies atau bahkan spesies tersebut migran atau bahkan punah.Metode yang di pakai dalam penelitian ini jebakan/trapping dengan teknik purposive sampling dalammeletakkan jebakan untuk memperoleh data seranggga malam hari yang di butuhkan. Berdasarkan hasildan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ditemukan 1475 individu serangga nocturnal yangtergolong dalam 9 genus, 9 Famili dan 8 Ordo yang terdapat pada lahan konversi teh menjadi kelapa sawit.3 Indeks keanekaragaman (H’) serangga Nocturnal pada perkebunan kelapa sawit yang ditemukan padastasiun 1-15 sebesar -0.96. kemudian Indeks kemerataan (E’) serangga pada stasiun 1-15 sebesar 0.30,indeks kekayaan (Dmg) serangga pada stasiun 1-15 sebesar 2.53.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan populasi cacing tanah di perkebunan kelapa sawit dengan perbedaannya pada strata umur kelapa sawit di Desa Salang Tungir Kecamatan Namorambe.Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengambilan sampel cacing tanah secara hand sorting pada stasiun I (TBM) dan stasiun II (TM). Analisis data untuk kepadatan hingga indeks nilai penting cacing tanah digunakan rumus tertentu, dan untuk perbedaan kepadatan digunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah di perkebunan kelapa sawit TBM terdapat 3 jenis: Pontoscolex corethrurus, Pheretina sp., dan Lumbricus. Kepadatan relatif dan indeks nilai penting yang tertinggi ditemukan pada Pheretina sp. yaitu 36,09% dan 69,42%. Sedangkan pada TMterdapat 4 jenis: Pontoscolex corethrurus, Pheretina sp., Lumbricus, dan Microscolex. Kepadatan relatif dan indeks nilai pentingnya ditemukan pada Pontoscolex corethrurus yaitu secara berurut 30,56% dan 55,63%. Nilai kepadatan cacing tanah ditemukan lebih tinggi pada perkebunan kelapa sawit yang berumur 4 tahun.Kata kunci: Cacing tanah; Elaeis quineensis Jacq; kepadatan Earthworm Population Density in Oil Palm Plantation inSalang Tungir Village, Namorambe District ABSTRACTThis study aims to analyze the population density of earthworms in oil palm plantations with the differences in the age strata of oil palm in Salang Tungir Village, Namorambe District. The method used is survey method with earthworm sampling technique by hand sorting at station I (TBM) and station II (TM). Analysis of data for density to index of significance of earthworms used a certain formula, and for differences in density used the T test. The results showed that there are 3 types of earthworms in TBM oil palm plantations: Pontoscolex corethrurus, Pheretina sp., and Lumbricus. The highest relative density and significant value index were found in Pheretina sp, namely 36.09% and 69.42%, respectively. While in TM there are 4 types: Pontoscolex corethrurus, Pheretina sp., Lumbricus, and Microscolex. The relative density and significance index found in Pontoscolex corethrurus were 30.56% and 55.63%, respectively. Earthworm density values were found to be higher in oil palm plantations aged 4 years.Keywords: Earthworm; Elaeis quineensis Jacq; density
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.