Gangguan pencernaan merupakan masalah yang terjadi pada salah satu organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan. Gangguan saluran cerna yang sering dijumpai di sekitar masyarakat adalah gastroenteritis, dispepsia, gerd dan diare. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Peneliti menggunakan Indikator penggunaan obat yaitu tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat dalam pemilihan obat, tepat dosis, efek samping, interval pemerian, dan tepat waktu. Penggunaan obat yang tepat harus disesuaikan dengan formularium yang disusun oleh petugas fasilitas kesehatan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terdapat 52,5% tenaga medis yang merasa kurang paham terhadap formularium nasional karena berbagai faktor dari mulai rasa ingin tahu yang kurang atau petugas kefarmasian yang tidak melakukan sosialisasi kepada nakes lainya, dan 30% nakes menjawab paham terhadap formularium nasional dan 17,5% menjawab tidak paham. Pengawasan terhadap pasien rawat inap dengan gangguan saluran cerna di faskes tingkat pertama sangat baik, petugas kefarmasian menggunakan form ceklis untuk melihat tingkat kerasionalan penggunaan obat dan indikator peresapan fornas. Tersedianya obat golongan PPI (proton pump inhibitor) yaitu omeprazole 40mg cap dan golongan Histamin H2-receptor antagonist yaitu ranitidin tablet dan ranitidin sediaan injeksi juga antiemetika sediaan tablet dan sirup yaitu domperidon dan obat tersebut merupakan obat-obat yang harus ada di faskes tingkat pertama.