ABSTRAKStres kerja merupakan gangguan fisik dan emosional sebagai akibat ketidaksesuaian antara kapabilitas, sumber daya atau kebutuhan pekerja yang berasal dari lingkungan pekerjaan. Stress kerja memiliki dampak yang beragam yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja maupun performa perusahaan. Oleh karena itu, Peneliti melakukan penelitian faktorfaktor yang berhubungan dengan stress kerja pada pekerja Divisi Business Solution, Support, & Service Delivery di AdMedika Jakarta tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 31 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 23 (74,2 %) dari 31 pekerja yang mengalami gejala stress. Meskipun jumlah pekerja relatif cukup tinggi, namun faktor-faktor yang melatarbelakangi stres kerja tersebut secara statistik terbukti tidak signifikan berhubungan, hanya variabel konflik interpersonal (p value = 0,003), variasi kerja (p value = 0,002) dan tanggung jawab terhadap pekerja lain (p value 0,015) pada faktor pekerjaan yang memiliki hubungan dengan stres kerja. Peneliti menyarankan agar dilakukannya langkah pengendalian bagi perusahaan yaitu mendesain ulang alokasi pekerjaan untuk menyesuaikan kemampuan pekerja dengan variasi pekerjaan dan tanggung jawab kepada pihak lain. Selain itu, mendelegasikan tanggung jawab kepada pekerja lain yang memiliki variasi pekerjaan dan tanggung jawab yang lebih rendah dengan tetap menjadikan kapabilitas masing-masing pekerja sebagai referensi serta melakukan komunikasi yang efektif. Kata Kunci: Stress kerja, Pekerja, Ad Medika PENDAHULUAN Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan terjadinya peningkatan jumlah kasus stres di dunia setiap tahunnya dari 4409 kasus pada tahun 1998 menjadi 5659 kasus pada tahun 2001. Setiap tahunnya industri di Amerika Serikat mengalami kerugian lebih dari US 300 miliar akibat stres kerja yang dialami para pekerjanya (AIS, 2013). Tiga dari empat orang di Amerika mengatakan bahwa pekerja pada saat ini memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi beberapa tahun sebelumnya (NIOSH, 1999). ( 2005), stres kerja yang dialami pekerja tidak hanya merugikan bagi pekerja tetapi juga perusahaan. Dampak stres kerja yang dialami oleh pekerja dapat mempengaruhi performa dalam mencapai target perusahaan. Selain itu, menurut WHO, organisasi yang tidak sehat tidak akan mendapatkan usaha terbaik yang diberikan para pekerjanya. Hal ini tidak hanya berdampak pada performa organisasi tetapi juga keberlangsungan organisasi ke depannya. Berdasarkan data Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan menyatakan bahwa dari jumlah populasi orang dewasa di Indonesia sebesar 150 juta jiwa sekitar 11,6 persen atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional atau gangguan kesehatan jiwa berupa kecemasan dan depresi yang salah satu penyebabnya adalah stres kerja. AdMedika sebagai bagian dari Telkom Group juga menghadapi dinamika ekosistem bisnis dan perubahan organi...