Latar belakang: Revolusi industri 4.0 pada era digital saat ini mendorong untuk berkembangnya Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana salah satu bidang yang terus berkembang dan mengadopsi TIK adalah e-health. Di bidang kefarmasian, e-health dikembangkan lagi menjadi e-pharmacy yang digunakan sebagai sarana pelayanan informasi obat (PIO) yang diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi terkait obat. Inovasi pelayanan informasi swamedikasi online sangat diperlukan untuk memudahkan pencarian informasi sehingga diharapkan pengetahuan masyarakat dapat meningkat dalam melakukan swamedikasi yang rasional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan masyarakat. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment: one-group pretest-posttest design yang dilanjutkan dengan metode survei analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan didapatkan 113 responden yang berasal dari warga Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Hasil: Profil karakteristik responden: jenis kelamin terbanyak perempuan (71,7%), rentang usia 17-25 tahun (60,2%), pendidikan akhir SMA (62,8%), pekerjaan pelajar/mahasiswa (38,1%), dan penghasilan 0 (44,2%). Menu layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terbanyak diakses: definisi swamedikasi (18,7%) dan penyakit khususnya acne vulgaris (17,7%). Tingkat pengetahuan responden sebelum mendapatkan intervensi layanan informasi swamedikasi online kategori baik 67,3%, cukup baik 26,5%, kurang baik 4,4%, dan tidak baik 1,8% dan meningkat menjadi 100% kategori baik setelah intervensi. Pengaruh pelayanan informasi swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan responden diuji dengan Wilcoxon Signed Rank Test dengan p-value ≤ 0.05. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pelayanan informasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat.