Pada akhir tahun 2019 ditemukan adanya temuan virus baru SARS-CoV-2 dan penyakitnya disebut Corona Virus 2019 (COVID-19). Virus ini dapat menyebabkan berbagai gangguan terutama gangguan pada saluran pernapasan mulai dari flu biasa sampai sindrom pernapasan akut. Upaya pemerintah dan masyarakat guna mencegah penyebaran virus tersebut yaitu dengan protokol 5M serta dengan menguatkan imun yang salah satunya melalui konsumsi suplemen kesehatan, baik diperoleh melalui resep dokter maupun secara bebas di apotek. Diperlukan pengetahuan yang memadai agar pemilihan dan penggunaan suplemen aman dan rasional. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku serta pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku penggunaan suplemen yang rasional pada mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri selama pandemi COVID-19. Penelitian observational analitik secara cross sectional dengan responden mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner online yang disebarkan melalui grup whatsapp pada tiap angkatan. Data diperoleh dari 372 responden dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas cukup baik 58,9% dengan perilaku positif 56,2%. Dari analisis dengan Chi-Square diketahui ada pengaruh usia terhadap pengetahuan dengan p value 0.000≤0.05 tetapi tidak ada pengaruh usia terhadap perilaku (0.0617>0.05). Berdasarkan jenis kelamin diketahui ada pengaruh jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku (p value ≤ 0.05). Ada pengaruh usia, jenis kelamin terhadap pengetahuan dan perilaku, sedangkan usia tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan supplemen kesehatan peningkat imunitas tubuh selama pandemic COVID-19
Jumlah penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Dalam penanganannya berbagai macam antibiotik digunakan sebagai terapi pengobatan termasuk siprofloksasin. Saat ini siprofloksasin merupakan antibiotik pilihan pertama dalam terapi ISK di Rumah Sakit X Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya terapi penggunaan antibiotik seftriakson dan siprofloksasin pada pasien infeksi saluran kemih. Telah dilakukan penelitian cost effectiveness analysis menggunakan metode observasi analitik dengan rancangan secara cross-sectional, pengambilan data secara retrospektif dengan menelusur dokumen rekam medis pasien. Metode analisis menggunakan statistic uji-t tidak berpasangan. Penelitian dilakukan pada perspektif rumah sakit. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 164 pasien. Terdapat 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 32 pasien mendapatkan siprofloksasin dan 32 pasien mendapatkan seftriakson. Total biaya langsung rata-rata pasien ISK yang mendapatkan seftriakson adalah Rp902.908,3 sedangkan pasien yang mendapatkan siprofloksasin adalah Rp959.918,91. Efektivitas diukur berdasarkan probabilitas lama rawat yang ditentukan. Pasien dengan seftriakson memiliki lama rawat 4,468 hari dengan probabilitas 0,875 dan siprofloksasin memiliki lama rawat 4,688 hari dengan probabilitas 0,781. Berdasarkan efektivitas, nilai ACER seftriakson sebesar Rp1.031.895,28 dan nilai ACER siprofloksasin sebesar Rp1.229.089,51. Namun secara uji statistik tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada efektivitas dan biaya antara seftriakson dan siprofloksasin. Pada perhitungan nilai ICER pada penelitian ini didapatkan nilai sebesar Rp259.138,82. Artinya ada biaya tambahan sebesar Rp259.138,82 per outcome terapi.
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita di dunia, selaras dengan pernyataan badan kesehatan dunia (2013) yang menyatakan bahwa kejadian kematian akibat pneumonia pada anak masih menjadi salah satu masalah utama, khususnya di negara berkembang dan dijuluki ”the forgotten killer of children”. Terapi pneumonia memerlukan biaya yang cukup besar. Tingginya biaya pengobatan membuat pemerintah melahirkan solusi dengan menerapkan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk meringankan beban ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan komparasi tarif klaim INA-CBGs dengan tarif riil yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah data rekam medis dan data administrasi kuangan pasien pneumonia anak di Sakit X Kota Madiun dari 2019-2021. Sampel yang digunakan ialah berkas rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Ditemukan perbedaan yang signifikan antar rata-rata total biaya medis langsung pasien pneumonia anak rawat inap kategori ringan (J-4-16-I) pada kelas perawatan III dengan tarif INA-CBG’s di Rumah Sakit X Kota Madiun (p<0,05). Besar selisih yang diperoleh pada perbandingan tarif INA-CBG’s pada rata-rata total biaya riil pasien pneumonia anak kategori ringan pada kelas perawatan III sebesar Rp. -1.293.583.
Tekanan darah manusia berjalan mengikuti ritme sirkadian, yaitu tekanan darah turun pada saat tidur dan meningkat pada pagi hari hal ini terjadi pada sebagian besar individu. Berbagai macam parameter kardiovaskular, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan resistensi perifer, diketahui bervariasi sepanjang hari. Beberapa kejadian jantung dan otak telah lama dilaporkan tertinggi terjadi di pagi hari. Efektivitas calcium channel blockers (CCBs) menurut waktu pemberian masih belum jelas. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengeahui pengaruh penurunan tekanan darah pasien hipertensi pada pemberian amlodipin 5 mg di pagi hari dibandingkan malam hari. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis observasional secara prospektif berdasarkan data rekam medik pasien hipertensi tunggal dengan jumlah sampel 66 pasien (kelompok penggunaan amlodipin pagi 33 pasien dan amlodipin malam 33 pasien). Diperoleh hasil penurunan sistole sebesar -7,27 dan diastole -3,33 pada kelompok amlodipin yang diminum pagi hari. Penurunan sistole pada pemberian amlodipin malam hari sebesar -15,76 dan diastole sebesar -8,48. Hasil uji Mann Whitney diketahui nilai p = 0,036 (<0,05) pada tekanan sistole pagi dan malam, nilai p = 0,044 (<0,05) pada tekanan diastole pagi dan malam. Diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh pemberian amlodipine pagi dan malam pada tekanan sistole dan diastole . Pemberian amlodipine 5 mg pada malam hari lebih menurunkan tekanan darah sistole dan diastole dibandingkan pemberian pada pagi hari.
Typhoid fever is a disease caused by infection by the bacterium Salmonella typhi which infects the human digestive tract. Typhoid fever is spread all over the world, it is estimated that the incidence is between 11-21 million cases per year with a death rate reaching 215,000 (Rampengan, 2016). The main treatment for typhoid fever is by administering antibiotics and also bed rest. The first antibiotic administered as therapy for typhoid fever was chloramphenicol. But along with technological developments which affect the drug development as well, many new antibiotics for typhoid fever have been discovered, such as ceftriaxone antibiotic (Rampengan, 2016). This study aims to find out a more cost-effective therapy for the treatment in pediatric patients with typhoid fever in Jombang Public Hospital. This study used a cross-sectional research design with retrospective data collection. The samples in this study were 31 pediatric patients with typhoid fever with 16 patients were administering ceftriaxone injection antibiotic therapy and 15 patients were administering chloramphenicol injection antibiotic therapy. Data were identified using the cost-effectiveness analysis of ACER and ICER calculations with the long-of-stay therapy outcome. The results showed that ceftriaxone had a lower ACER value of IDR 1,687,279.88 with an effectiveness of 100%, compared to the ACER of chloramphenicol which had value of IDR 2,336,405.29 with an effectiveness of 86.67%. From these results it was concluded that ceftriaxone is more cost-effective than chloramphenicol.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.