Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, memiliki tingkat pernikahan dini yang cukup tinggi dibandingkan dengan desa-desa lain di Banyuwangi. Hal ini menjadi masalah yang serius di desa tersebut. Melalui kehadiran mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq dalam pengabdian mereka, masyarakat didorong untuk secara kolektif melakukan upaya pencegahan dengan menyosialisasikan dampak pernikahan dini bagi remaja. Dengan menggunakan pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), mahasiswa memetakan aset-aset berharga, termasuk aset sosial dan keagamaan untuk mengatasi masalah yang ada. Mereka berkoordinasi dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dengan harapan menurunkan angka pernikahan dini di Desa Segobang. Dampak dari pernikahan dini dapat dilihat dari beberapa aspek, termasuk kesehatan fisik dan mental. dalam hal kesehatan fisik, risiko kehamilan pada usia dini cukup besar, yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. sedangkan dalam hal kesehatan mental, ketidaksiapan mental dalam menghadapi persoalan dalam pernikahan dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Melalui upaya pengabdian kolaboratif antara berbagai pihak dan didukung oleh keinginan masyarakat, diharapkan bahwa masalah pernikahan dini di Desa Segobang dapat diatasi dengan baik di masa mendatang.
Kata Kunci: Pernikahan Dini; Dampak; Pengabdian Kolaboratif
Segobang Village, Licin District, Banyuwangi, has a significantly high rate of early marriage compared to other villages in Banyuwangi. This poses a serious problem in the village. Through the presence of UIN Kiai Haji Achmad Siddiq students in their dedication, the community is encouraged to collectively take preventive measures by raising awareness about the impact of early marriage on adolescents. Utilizing the ABCD (Asset Based Community Development) approach, students map out valuable assets, including social and religious assets, to address the existing issues. They coordinate and collaborate with local healthcare workers in hopes of reducing the rate of early marriage in Segobang Village. The impacts of early marriage can be seen from various aspects, including physical and mental health. In terms of physical health, the risk of pregnancy at a young age is significant, threatening the safety of both the mother and the baby. Meanwhile, in terms of mental health, unpreparedness to handle marital issues can lead to domestic violence. Through collaborative efforts involving various stakeholders and supported by the community's willingness, it is hoped that the issue of early marriage in Segobang Village can be effectively addressed in the future.
Keywords: Early Marriage; Impact; Collaborative Service