Krisis pengungsi merupakan permasalahan serius yang terus diperdebatkan dalam politik Eropa. Meningkatnya jumlah pengungsi yang masuk ke Eropa sejak tahun 2015 tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan ancaman terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Salah satu negara yang menerima jumlah pengungsi terbanyak adalah Jerman. Namun, di awal terjadi krisis pengungsi, Pemerintah Jerman tidak menganggap pengungsi sebagai ancaman, melainkan sebagai korban dari penindasan yang dialami di negara asalnya. Penolakan terhadap masuknya pengungsi ke Jerman justru datang dari partai sayap kanan di Jerman, yaitu Partai Alternative für Deutschland (AfD). Berbeda dengan Pemerintah Jerman, Partai AfD berpendapat bahwa pengungsi merupakan ancaman terhadap masyarakat Jerman. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana Partai AfD membentuk persepsi pengungsi sebagai ancaman, sekaligus upaya sekuritisasi yang dilakukan oleh partai. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sosial, serta konsep keamanan non-tradisional dan konsep sekuritisasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi Pustaka dan metode analisis yang digunakan adalah metode studi kasus, dengan kasus yang diteliti adalah krisis pengungsi di Jerman. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Partai AfD membentuk persepsi bahwa pengungsi merupakan ancaman terhadap identitas kolektif masyarakat Jerman, demografi penduduk, perekonomian Jerman, serta keamanan internal maupun nasional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Partai AfD memanfaatkan persepsi pengungsi sebagai ancaman tersebut untuk meraih dukungan suara dalam Pemilu Federal Jerman tahun 2017.