The background this research is the activity of the Qur'anic exegesis that suddenly sprang up in the early 20th century after a vacuum for almost three centuries. Early studies show that most of works related to Qur'anic exegesis born in the early 20th century were in fact written by Muslim reformers. The study aims to prove whether there is a connection between the modernist Muslim movement and the emergence of Qur'anic exegesis in Indonesia at the beginning of the 20th century. The results show that the influence of the modernist Muslim movement on interpretation in Indonesia can be seen in three ways: First, there is a common momentum between the rise of the modernist Muslim movement and Qur'anic exegesis in Indonesia. Second, the writers of Qur'anic exegesis in the early twentieth century were generally reformers. Third, at the beginning of the 20th century there has been significant changes in the structure of Qur'anic exegesis in Indonesia. The change was caused by -or in accordance with -the agendas of the modernist Muslim movement, especially with the main agenda of "returning to the Quran and Sunnah". Based on these findings, this study concludes that the modernist Muslim movement in the first half of the 20th century has indeed pioneered and influenced the development of Qur'anic exegesis in Indonesia. This influence is significant that it is difficult to imagine that tafsir in Indonesia would have reached its present level, without the modernist Muslim movement.Keywords. Islamic renewal, Qur'anic exegesis in Indonesia, structure of interpretation Abstrak: Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah kegiatan penafsiran yang secara tiba-tiba bermunculan pada awal abad ke-20 setelah vakum selama hampir tiga abad. Studi awal menunjukkan bahwa semua karya tafsir yang lahir pada awal abad ke-20 ternyata ditulis oleh tokohtokoh pembaharuan Islam. Penelitian bertujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan antara gerakan pembaharuan Islam dengan munculnya kegiatan penulisan tafsir Al-Qur'an di Indonesia pada awal abad ke-20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pembaharuan Islam terhadap tafsir di Indonesia dapat dilihat dalam tiga hal: Pertama, adanya momentum yang sama antara kebangkitan gerakan pembaharuan Islam dan tafsir di Indonesia. Kedua, para mufasir pada awal abad ke-20 umumnya adalah para pembaharu.. Ketiga, pada awal abad ke-20 telah terjadi perubahanperubahan yang sangat signifikan dalam struktur tafsir di Indonesia. Perubahan tersebut diakibatkan oleh --atau sesuai dengan--agenda-agenda gerakan pembaharuan Islam terutama dengan agenda utamanya "kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah". Berdasarkan temuan-temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa pembaharuan Islam pada paruh pertama abad ke-20 memang telah mempelopori dan mempengaruhi perkembangan tafsir Al-Qur'an di Indonesia. Pengaruh ini begitu besar sehingga sulit untuk membayangkan bahwa tafsir di Indonesia akan mencapai tingkat yang sekarang, tanpa gerakan pembaharuan Islam.