The purpose of this study is to describe the religious attitudes of the Muslim amid COVID-19 outbreak. Many muslims are very depressed, because the government and related authorities are trying to ban worship activities in mosques during COVID-19 pandemic. Many Muslims find it hard to leave their custom of worship together at the mosque. Many of them are still praying together in the mosque. This phenomenon is the object of the study. The results show that the pattern of worship activities carried out by Muslims amid COVID-19 pandemic has changed. At the surface level, it appears that mosques tend to be empty and closed. At a deeper level, we see a unique pattern that involves four variables: the obligation of worship, the worship participation, the encouragement of social distancing, and the rationality of Muslims.
Pada paruh pertama abad ke-20 karya-karya tafsir mulai bermunculan dan berkembang pesat di Nusantara. Hal ini merupakan fenomena baru, karena pada abad-abad sebelumnya, karya-karya tafsir Nusantara sangat jarang ditemukan.Ditambah kondisi Indonesia pada masa sebelum masa kemerdekaan berada dalam keadaan yang cukup sulit dan rumit. Kitab tafsir yang ditulis oleh para mufasir Indonesia saat itu, berupaya membangkitkan semangat bangsa untuk lepas dari penderitaan walaupun hanya dengan pernyataan yang samar-samar. Penelitian ini memfokuskan diri pada masalah perkembangan tafsir di Indonesia dari tahun 1900-1945, dilihat dari karakteristiknya yang meliputi aspek metode, sumber dan corak penafsiran, sebagaimana terlihat pada karya-karya tafsir yang lahir pada masa itu. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan atas empat karya tafsir dari tahun 1900-1945 sebagai sumber data primer yaitu; Tafsir Al-Qurān Karīm, Tafsir Al-Furqan, Tafsir Malja Al-Thalibin, dan Tamsiyah Al-Muslimin. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan historis. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan data-data sebagai berikut: untuk metode penafsiran yang terdapat pada ketiga tafsir ini yaitu, tafsir Al-Qurān Karīm, tafsir Al-Furqan, dan tafsir Malja Al-Thalibinmenggunakan metode Ijmāli. Sedangkan untuk tafsir Tamsyiah Al-Muslimin ialah Tahlīli. Sumber penafsiran pada keempat tafsir tersebut masing-masing dari karya tersebut semua sumbernya ialah bil ra’yi.Untuk corak tafsir yang terdapat pada kedua tafsir ini yaitu tafsir Al-Qurān Karīm, dan Tamsyiah Al-Muslimin adalah corak adab al-ijtim’i.Pada tafsir Al-Furqān adalah corak lughawi. Adapun pada tafsir Malja Al-Thalibin tidak ada corak yang dominan, adakalanya Sanusi menafsirkan ayat yang berhubungan dengan masalah fiqih, kalam, atau sufi,ini menunjukan bahwa sifat coraknya adalah umum. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pada keempat tafsir ini karena berada pada masa pra kemerdekaan, tentu saja di dalam penafsirannya ada sedikitnya ayat-ayat yang menyentuh mengenai motivasi pada semangat perjuangan seperti misal contoh yang ada pada ayat 85 surah Al-Baqarah dan ayat 71 surah Al-Taubah, yang membuktikan bahwa penulisan karya tafsir pada masa ini ada kaitannya dengan persoalan sosio-politik yang terjadi dan bahkan dapat menjurus kepada jawaban-jawaban dari masalah yang terjadi, yang merupakan suatu ciri khas dari karya-karya tafsir masa itu.
ABSTRAKMeningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan ginjal. Disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena orang hipertensi tidak menampakkan gejala (Brunner & Suddarth, 2002: 896). Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg. Kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia. Prevalensi 6 -15% pada orang dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta penduduk Indonesia yang kontrol hanya 4%. Terdapat 50% penderita hipertensi tidak menyadari hipertensi (Tyas Kusuma Dewi, 2013). Diet adalah pembatasan asupan nutrisi tertentu. ( wikipedia.org/diet) Pengendalian hipertensi dengan diet tujuannya untuk melakukan pencegahan primer, deteksi awal dan penanganan memadai untuk mencegah terjadinya komplikasi. Dalam pelaksanaan diet perlu adanya motivasi dari dalam diri penderita maupun dari keluarga. Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dari tiap individu sebelum melakukan tindakan atau perilaku. Rumah Sakit Rajawali merupakan Rumah Sakit Yayasan Kemanusiaaan yang memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Data Penyakit di Poliklinik Penyakit Dalam RS Rajawali Bandung Bulan Mei -Oktober 2013 adalah : hipertensi 410 (46.17%), Typoid 57 (6.42%), DM type II 321 (36.15%) Hepatitis 33 (3.72%) dan Decomp 67 (7.55%) Dapat disimpulkan jika Hipertensi mencapai urutan paling tinggi sebanyak 410 (46.17 %). Penelitian dilakukan dengan menilai motaivasi sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Metode yang digunakan adalah Pre experiment. Hasil penelitian terdapat perbedaan rata-rata motivasi pasien hipertensi sebelum dilakukan promosi kesehatan tentang pelaksanaan diet hipertensi adalah 1,56 dengan standar deviation 0,128 sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan 1,69 dengan standar deviation 0,120 Pvalue = 0,432 > α (0,05). Rentang nilai mean 0,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan berpengaruh terhadap motivasi pasien hipertensi tentang pelaksanaan diet hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Rajawali Bandung Kata Kunci : Motivasi, diet hipertensi, promosi kesehatan
Tafsi> r is one of the essences of Islamic orthodoxy and its authenticity is always guarded. Therefore, a drastic change is avoided in the studies of tafsi> r especially in pesantren, because pesantren is the institution that most persistent in guarding the Islamic orthodoxy in Indonesia. Not surprisingly, this research that was conducted in 2015 foundssimilarity to what has been reported by Berg in the nineteenth century and by Bruinessen and other researchers in the twentieth century. This article is the report of field research conducted at six pesantren in West Java namely: Pesantren al-Jawami Bandung, Pesantren al-Wafa Bandung, Pesantren al-Masthuriyah Sukabumi, Pesantren Darusalam Ciamis, Pesantren Cipasung Tasikmalaya and Pesantren Buntet Cirebon. This research focus on the study of tafsi> r books in these pesantren. This research concluded that changes do exist and occur in the study of tafsi> r in these pesantren, but extremely slow. The study of tafsi> r is still considered a second choice in pesantren compare to the study of fiqh and Arabic language. The most popular tafsi> r studied in these pesantren is Tafsi> r Jala> layn. There are also pesantren where other tafsi> r were studied like Tafsi> r al-Mara> ghi> and Tafsi> r al-Mana> r, but very rare; that is in pesantren oriented to modernity. In addition, the traditional method of studying tafsi> r is still dominant in this pesantren, called bandongan where the Kyai (leader of pesantren) annotate the text word by word in front of the students (santri).Keywords: Study of tafsir; pesantren; bandongan; sorogan; modernity; radicalism. __________________________ Abstrak Tafsir adalah inti ajaran Islam yang paling dijaga ortodoksinya. Oleh karena itu perubahan yang drastis seharusnya memang tidak terjadi dalam tradisi kajian tafsir di pesantren, karena pesantren adalah penjaga ortodoksi Islam di Indonesia. Tidaklah mengherankan jika penelitian yang kami lakukan pada tahun 2015, ternyata masih menemukan hal-hal yang sama dengan apa juga pernah dilaporkan sebelumnya oleh Berg pada abad ke-19 dan Bruinessen pada abad ke-20, juga peneliti-peneliti lainnya yang sezaman. Artikel ini merupakan hasil penelitian lapangan pada enam pesantren di Jawa Barat, yang meliputi Pesantren al-Jawami Bandung, Pesantren al-Wafa Bandung, Pesantren alMasthuriyah Sukabumi, Pesantren Darusalam Ciamis, Pesantren Cipasung Tasikmalaya dan Pesantren Buntet Cirebon mengenai kajian kitab tafsir. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perubahan kajian memang ada dan terjadi, namun sangat lambat. Kajian tafsir, baru menjadi pilihan kedua di pesantren dibandingkan dengan fikih serta bahasa Arab. Di pesantren-pesantren yang kami teliti, Tafsi> r Jala> layn menjadi tafsir yang dominan untuk dikaji walaupun tafsir-tafsir yang lain seperti Tafsi> r al-Mara> ghi> serta Tafsi> r al-Mana> r juga dipelajari, terutama untuk pesantren yang berorientasi modernisme di Jawa Barat. Metode untuk mempelajari tafsirpun masih didominasi metode bandongan dengan cara Kyai menerjemahkan kata per-kata, di h...
Pendidikan (education) secara semantik berasal dari bahasa yunani paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos adalah seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang pekerjaannya menjemput dan mengantar anak-anak ke dan dari sekolah. Selain itu, di rumahnya anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan para paedagogos. Istilah ini berasal dari kata paedos yang berarti anak, dan agogos yang berarti saya membimbing atau memimpin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.