2020
DOI: 10.19109/psikis.v6i1.3240
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Spiritual Intelligence and Organizational Commitments of Pac Ipnu Magelang Regency

Abstract: This study was conducted at the branch subsidiary (PAC) IPNU (Nahdhatul Ulama Student Association) in Magelang Regency. The study population was the administrators of Magelang Regency IPNU PAC which consisted of 18 PACs. The sample in this study amounted to 157 people selected by cluster random sampling technique. The topic of research is the extent to which the organizational commitment of the board when linked to spiritual intelligence, because managing a non-profit organization is different when we are mana… Show more

Help me understand this report
View preprint versions

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Normanorma tradisional ditabrak semaunya, dan diganti dengan norma baru yang serba asing. Akhlak mulia kini dianggap perkataan usang dan kuno, maka dicarilah pengganti yang lebih canggih dan modern yakni gaya hidup bebas nilai yang meng-aminkan semua perbuatan atau perilaku manusia tanpa ada larangan, dan ironisnya itu pula yang dikatakan sebagai bagian dari kebahagiaan (Kurnia et al, 2020). Beragam perdebatan yang disuguhkan melalui televisi, media sosial lainnya hampir setiap hari menyuguhkan ujaran kebencian (baik berbentuk penghinaan, menghasut, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, pencemaran nama baik hingga hoax/ berita bohong).…”
unclassified
“…Normanorma tradisional ditabrak semaunya, dan diganti dengan norma baru yang serba asing. Akhlak mulia kini dianggap perkataan usang dan kuno, maka dicarilah pengganti yang lebih canggih dan modern yakni gaya hidup bebas nilai yang meng-aminkan semua perbuatan atau perilaku manusia tanpa ada larangan, dan ironisnya itu pula yang dikatakan sebagai bagian dari kebahagiaan (Kurnia et al, 2020). Beragam perdebatan yang disuguhkan melalui televisi, media sosial lainnya hampir setiap hari menyuguhkan ujaran kebencian (baik berbentuk penghinaan, menghasut, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, pencemaran nama baik hingga hoax/ berita bohong).…”
unclassified