Pada pertengahan abad ini, dua pertiga dari penduduk dunia diperkirakan akan tinggal di pusat-pusat kota. Tanpa adanya konsep mobilitas yang sustainable yang melibatkan transporasi umum dan transportasi non-kendaraan bermotor, kota akan lumpuh di bawah beban kemacetan lalu-lintas, polusi dan kebisingan (Müller, 2016). Menurut Global Designing Cities Initiative 2016, lingkungan yang layak untuk pejalan-kaki (walkable), pesepeda, dan pengguna angkutan umum adalah yang dibutuhkan oleh penduduk kota masa kini. Kemacetan lalu-lintas kendaraan yang terjadi sehar-hari di Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, selain disebabkan oleh strategisnya kawasan tersebut, juga dipengaruhi oleh ketergantungan masyarakat setempat pada kendaraan bermotor pribadi dalam aktivitas sehari-hari. Kurangnya ruang pedestrian yang layak membuat masyarakat setempat enggan bepergian dengan berjalan-kaki walaupun tempat yang dituju cukup terjangkau dari tempat tinggalnya. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi kualitas perencanaan ruang pedestrian di kawasan Ciputat Timur dalam mendukung mobilitas masyarakat sehari-hari dengan berjalan-kaki sebagai sarana transportasi yang paling fundamental. Metode evaluatifkualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan observasi langsung di lapangan dengan indikator penilaiannya adalah teori-teori terkait walkability. Keterbaruan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bagaimana penataan zonasi ruang trotoar mempengaruhi walkability di kawasan Ciputat Timur. Kemudian dapat dihasilkan kesimpulan bahwa rendahnya kualitas ruang pedestrian di kawasan tersebut disebabkan oleh tidak adanya perencanaan Street Furniture Zone dan Frontage Zone yang teratur dan konsisten, di samping kurangnya perbaikan terhadap struktur Culvert Box yang menjadi elemen perkerasan utama. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah dan perencana kota dalam menata koridor-koridor kota menjadi lebih walkable.