Strategi Komunikasi Antar Budaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Papua

Abstract

Kemajemukan merupakan kekayaan dan modal sosial yang sangat baik. Pada sisi lain, kemajemukan memiliki potensi konflik laten yang dapat mengancam keamanan, dan perdamaian di masyarakat. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat pluralisme yang kompleks, Papua ditinggali oleh berbagai suku asli Papua dan suku yang berasal dari luar Provinsi Papua. Dalam artikel ini, peneliti menguraikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Kodam XVII Cenderawasih dan Lantamal X Jayapura. Kedua institusi yang merupakan institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam bertanggung jawab menciptakan situasi kondusif di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi komunikasi antar budaya oleh TNI sebagai wujud kemanunggalannya dengan rakyat, yaitu: smart-power, yang terdiri dari Soft power diterapkan kepada pihak non bersenjata, sedangkan hard power diterapkan kepada kelompok sipil yang bersenjata. Strategi komunikasi antar budaya dilakukan dengan pendekatan agama, budaya, dan kesetaraan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Kodam XVII Cendrawasih dan Lantamal X Jayapura.

Strategi Komunikasi Tentara dalam Upaya Membantu Pengamanan Pilkades Serentak di Kabupaten Ciamis

“…Proses komunikasi ini perlu dipahami sesama individu supaya muncul ruang dan lingkungan yang serasi. Masyarakat yang harmonis membutuhkan prasyarat interaksi dan pola hubungan yang setiap sistemnya berfungsi secara efektif (Anwar, 2018;Moulita, 2018;Prabawa et al, 2022). Pada penelitian ini, kasus yang dielaborasi adalah Strategi Komunikasi aparat keamanan dalam hal ini adalah TNI-AD tergabung dalam Kodim 0613 Ciamis.…”

“…Hasil penelitian menunjukan implementasi proses komunikasi dengan tantangan perbedaan budaya berjalan efektif. Pendekatan yang digunakan aparat keamanan adalah pendekatan agama, budaya, dan kedudukan yang sama sebagai warga negara (Prabawa et al, 2022). Berdasarkan tiga kajian literatur penelitian sebelumnya maka peneliti melihat peluang kesenjangan bahwa memang penelitian yang memotret tindakan militer masih belum banyak diungkap.…”

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program PMI di Papua dalam Menggalakkan Kewirausahaan Pemuda

“…Namun, perlu diingat bahwa meskipun program ini memiliki potensi besar, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti kendala dalam implementasi kebijakan otonomi khusus Provinsi Papua, belum optimalnya pemanfaatan kewenangan oleh pejabat, dan perlu adanya peningkatan dalam aspek pendidikan di Papua (Prabawa et al, 2022).…”