Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan ikan karang di Perairan Wisata Kampung Kerapu Situbondo serta strategi pengelolaannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana hasil observasi dideskripsikan untuk melihat kondisi suatu obyek penelitian. Metode penentuan stasiun dengan purposive sampling. Pengambilan data karang menggunakan metode Point Intersept Transect (PIT) dan pengambilan data ikan karang menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC). Analisis strategi pengelolaannya menggunaan kuesioner dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT). Hasil menunjukkan bahwa stasiun 1, 3, 4 dan 5 mempunyai tutupan karang dengan kategori baik sedangkan stasiun 2 dan 6 menunjukkan hasil tutupan kategori rusak sedang. Tutupan karang paling tinggi berada di stasiun 5 dengan persentase tutupan sebesar 74%. Kondisi ekosistem terumbu karang di Perairan Kampung Kerapu memiliki indeks keanekaragaman dalam kategori sedang – tinggi. Kondisi ikan karang di Perairan kampung Kerapu memiliki indeks keanekaragaman dalam kategori sedang. Apabila indeks keanekaragaman masuk dalam kategori sedang, maka tidak ada persaingan antar komunitas baik karang maupun ikan karang. Strategi pengelolaan terumbu karang di Pantai Wisata Kampung Kerapu yang tepat adalah dengan cara memaksimalkan kekuatan internal supaya mendapatkan peluang eksternal dalam mencapai pengelolaan yang berkelanjutan This study aims to determine the condition of coral reefs and reef fish in the Tourism Waters of Kampung Grouper Situbondo and their management strategies. This study uses a descriptive method where the results of observations are described to see the condition of an object of research. The method of determining the station is by purposive sampling. Coral data retrieval using the Point Intercept Transect (PIT) method and reef fish data collection using the Underwater Visual Census (UVC) method. Analysis of the management strategy uses a questionnaire with the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) methods. The results showed that stations 1, 3, 4 and 5 had good coral cover, while stations 2 and 6 showed moderate damage. The highest coral cover was at station 5 with a cover percentage of 74%. The condition of the coral reef ecosystem in the waters of Kampung Grouper has a diversity index in the medium - high category. The condition of reef fish in the waters of the grouper village has a diversity index in the medium category. If the diversity index is in the medium category, then there is no competition between communities, both coral and reef fish. The right strategy for managing coral reefs at Pantai Wisata Kampung Kerapu is to maximize internal strengths in order to get external opportunities to achieve sustainable management.