Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan pada Masa Pandemi COVID-19 melalui Penguatan Kearifan Lokal Di Kabupaten Badung Bali

Abstract

When the COVID-19 pandemic came to Bali, many people lost their jobs and had difficulty getting food. This article discusses strategy to increase food security in Badung Regency, Bali, during the COVID-19 pandemic through strengthening local wisdom. The research method used is descriptive qualitative. The research results indicate the role of stakeholders in food security in Badung Regency before and after the COVID-19 pandemic to build synergy between large and small food producers, seek supporting regulations and work on capital assistance, as well as strategies to increase food security in Badung Regency through strengthening local wisdom by seeking expansion of agricultural land involving the customary villages (desa pakraman) and farmer organization (subak); socialization to the working society who caused COVID-19 to switch professions to the agricultural sector. This article contributes in providing input for formulating a strategy to increase food security in Badung Regency during the COVID-19 pandemic.

Pemanfaatan Lahan Kosong Di Desa Nginamanu Sebagai Strategi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

“…Pentingnya ketahanan pangan bagi masyarakat sebagai kebutuhan yang paling mendasar menjadikan pemenuhan kebutuhan pangan sebagai prioritas utama dalam pembangunan (Wirata, 2022). Ketahanan pangan mencakup faktor iklim dan cuaca, lahan pertanian, serta sarana dan prasarana.…”

Konservasi Burung di Hutan Adat: Refleksi Kritis Mahasiswa Belajar dari Kearifan Lokal Desa Demulih Bangli

“…Teori tersebut menyatakan bahwa rangkaian pura-pura subak yang tersusun secara hierarkis dari tingkatan tertinggi (Pura Ulundanu) sampai terendah (Sanggah Catu) bukan hanya untuk memiliki makna ritual, tetapi mempunyai peranan praktis, terutama tata kelola sumber daya air, di samping penetapan pola tanam dan pengendalian hama penyakit padi. Selaras dengan penelitian ini, pemanfaatan nilai lokal di Bali memberikan kontribusi dalam mendukung cara masyarakat memandang persoalan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat termasuk perubahan sumber penghidupan dan terjadinya pandemi (Sardiana &Sarjana, 2021;Wirata, 2022). Kedua penelitian menjadi referensi dalam hal memetakan bagaimana konservasi burung di desa adat menjadi sumber refleksi kritis mahasiswa yang belajar memahami nilai kearifan lokal yang juga mereka dalami dalam kuliah layanan masyarakat.…”

Wakra Meke terhadap Kearifan Lokal dan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa Imroing Kecamatan Pulau-Pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya

“…Kearifan lokal sangat berperan penting dalam upaya ketahan pangan di pulau kecil. Chayanto ddk (dalam Wirata, 2022) mengemukakan bahwa 60% penduduk Indonesia di pedesaan kebutuhan pangan berbasis sumberdaya lokal, dimana kearifan lokal berfungsi sebagai mitigasi kerawanan pangan. Riset lain dilakukan oleh Fajarini (2021), Keduanya terkait erat: pengetahuan lokal dan ketahanan pangan.…”