Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah adalah analisis mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan parameter frekuensi dominan dan amplifikasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mencari nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, dan peak ground acceleration yang dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis dalam mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah. Pada daerah penelitian nilai indeks kerentanan seismik terendah 0,15 s2/cm dan tertinggi 33,74 s2/cm, ketebalan sedimen paling tipis pada Vs 175 m/s adalah 3,24 m dan ketebalan lapisan sedimen paling tebal adalah 33,71 m, sedangkan pada Vs 350 m/s ketebalan paling tipis adalah 6,48 m dan ketebalan sedimen paling tebal adalah 67,43 m, serta nilai peak ground acceleration paling tinggi adalah 48,48 gal dan paling rendah adalah adalah 14,91 gal. Berdasarkan analisis data microtremor, nilai indeks kerentanan seismik, lapisan sedimen, depth of boundary, dan peak ground acceleration, daerah yang memiliki potensi pergerakan tanah yang relatif tinggi berada di titik MS12, MS14, MS15, MS20, MS21, dan MS23.