Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek satuan kebahasaan dan latar belakang penamaan tempat wisata di Makkah dan Madinah. Masalah yang dibahas meliputi bentuk satuan kebahasaan dan latar belakang penamaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif bersifat deskriptif. Data penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka dan informan dengan menggunakan metode simak teknik sadap. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teori sintaksis Ramlan ( 2005) dan penamaan Chaer (2013). Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk satuan kebahasaan pada nama tempat wisata terbagi menjadi dua, yaitu kata dan frasa. Bentuk kata terbagi menjadi dua, yaitu 5 kata dasar dan 11 kata berafiks, sedangkan untuk frasa adalah bentuk frasa endosentrik koordinatif dan frasa endosentrik atributif dan berjumlah 9 frasa. Latar belakang penamaan berupa 5 penyebutan rupa bumi, 4 nama tokoh dan 5 tempat asal.