Perkembangan suatu wilayah tidak dapat dipisahkan dari area sekitarnya, suatu wilayah akan memiliki efek saling ketergantungan dengan periphery sekitarnya (Putra & Salim, 2022). Kecamatan Leihitu merupakan kecamatan yang memiliki potensi untuk sektor pertanian. Komoditi sub sektor pertanian yaitu sub sektor perkebunan seperti tanaman pala, cengkeh, kakao, durian dan kelapa menjadi komoditi unggulan yang memberikan kontribusi bagi pengembangan perekonomian masyarakat di Kecamatan Leihitu (Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah, 2023a). Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Leihitu Barat merupakan daerah sentra produksi pala yang sangat strategis di kabupaten Maluku Tengah sehingga dapat disebut sebagai kawasan pengembangan komoditi pala. Sebagian besar penduduk yang berada pada kedua kecamatan ini memiliki mata pencaharian sebagai petani pala dan cengkeh sebagai sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat di Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Leihitu Barat (Leunupun et al., 2020). Transportasi darat di Kecamatan Leihitu memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu proses perdagangan komoditi unggulan yang dihasilkan. Distribusi komoditi unggulan sub sektor perkebunan yang dihasilkan oleh sentra produksi pala di Kecamatan Leihitu ke pasar yang terdapat di Kota Ambon dilakukan melalui truk dan mobil angkutan umum. Komoditi unggulan yang dimiliki Kecamatan Leihitu tidak diiringi dengan ketersediaan infrastruktur dan sistem jaringan jalan yang mendukung sehingga berdampak pada produksi, produktivitas, serta pendapatan per kapita petani pemilik lahan. Penelitian ini secara khusus ingin melihat pengaruh aksesibilitas terhadap ekonomi wilayah berbasis komoditi unggulan. Hal ini penting untuk dilakukan agar petani pemilik lahan dapat meningkatkan produksi tanaman perkebunan yang terdapat di wilayahnya dalam rangka pemenuhan permintaan pasar. Analisis data dalam penelitian ini meliputi pendekatan kuantitatif yang disusun melalui 2 (dua) tahap. Metode analisis kuantitatif tahap pertama menggunakan model aksesibilitas gravitasi dan metode analisis kuantitatif tahap kedua menggunakan model pertumbuhan Solow dan analisis regresi linear berganda.