<em>Sungai Kalimas bersama dengan sungai Pegirikan merupakan dua struktur yang berperan penting dalam membentuk permukiman di Kota Surabaya. Di sepanjang tepian sungai Kalimas dan sungai Pegirikan ini terdapat permukiman-permukiman awal yang kini disebut sebagai kampung lama. kampung lama (permukiman awal) di kota Surabaya pada mulanya mengandalkan keberadaan sungai Kalimas dan sungai Pegirikan sebagai sumber kehidupan dan transportasi. Salah satu dari kampung lama tersebut adalah Tambak Bayan, Tambak Bayan merupakan kampung dengan etnis tionghoa yang masih bertahan di tengah perkembangan jaman. Kampung yang terbentuk setelah ratusan tahun ini masih bertahan dalam pesatnya pertumbuhan perekonomian pada Kota Surabaya. Di dalam kampung Tambak Bayan banyak masyarakat yang memiliki keterikatan emosi yang kuat terhadap kampung. Tujuan penelitian ini yaitu identifikasi nilai sosial-budaya, budaya bermukim masyarakat, dan keterkaitan antara struktur dan fungsi bagian wilayah Kota Surabaya. metode penelitian yang digunakan yaitu mengunakan analisis deskriptif – kualitatif yang diperoleh melalui index chart untuk mengetahui aspek keterkaitan warga kampung terhadap Tambak Bayan dan teknik analisis diachronic reading digunakan untuk menelusuri aspek perubahan kampung. Dari serangkaian hasil analisis menunjukkan bahwa keterikatan tempat dipengaruhi oleh faktor kekerabatan berupa akar keluarga dan kedekatan posisi kampung terhadap faktor tarikan, antara lain : pasar dan tempat bekerja.</em>
Perkembangan suatu kota tidak dapat dipisahkan dari area sekitarnya, sehingga dalam sistem perkotaan, suatu kota akan memiliki efek saling ketergantungan dengan kota-kota terdekat di sekitarnya. Salah satu bentuk keterkaitan antar wilayah terjadi pada Kawasan Gerbangkertosusila, yang terbentuk dari gabungan kota dan kabupaten. Fenomena pusat-pinggiran ini dapat terjadi dalam bentuk keterkaitan antar sektor yang dihubungkan dengan jaringan jalan, industri, pekerjaan, dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teori pusat-pinggiran dengan studi di Kawasan Gerbangkertosusila (GKS) dengan mengevaluasinya berdasarkan center-periphery model (CPM) dari John Friedmann. Hasil studi kepustakaan dilanjutkan dengan analisis deskriptif kualitatif dengan menerjemahkan teori dengan data yang diperoleh dari penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan saat ini dari 4 fase model CPM Friedmann, kawasan GKS berada pada fase 3 dimana pertumbuhan ekonomi menyebar ke seluruh wilayah dan menyebabkan munculnya pusat-pusat pertumbuhan lainnya. Pada wilayah GKS struktur kotanya mengalami perluasan, selain karena penduduk bermukim di pinggiran akibat urban sprawl, berkembang pusat- pusat industri baru di sekitar kota inti Surabaya yang terletak di perbatasan Surabaya-Gresik dan Surabaya-Sidoarjo.
Kota berkembang secara dinamis, fenomena transformasi kota dipengaruhi oleh faktor yang tidak mungkin dihindari, antara lain urbanisasi, perluasan skala pelayanan dan pertumbuhan ekonomi. Adanya urbanisasi dan fungsi pelayanan menjadi penyebab munculnya berbagai jenis tipologi pembangunan kawasan di kota, antara lain: perkampungan, kawasan urban fringe, CBD dan kota baru. Kota Surabaya merupakan kota dengan berbagai bentuk tipologi kawasan, karena itu fenomena bentuk tipologi yang ada di Kota Surabaya menjadi sesuatu yang penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai tipologi pembangunan di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif yang dilanjutkan dengan teknik kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembacaan karakter yang di evaluasi berdasarkan pemahaman teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya memiliki beberapa bentuk tipologi pembangunan kawasan, yaitu: CBD, kota baru dan kampung, urban fringe. Penyebab munculnya berbagai bentuk tipologi ini adalah pertumbuhan penduduk, skala pelayanan dan ekonomi.
Objectives: The store layout in a minimarket is a strategy to encourage repeat purchases from customers. This study attempts to assess the layout design of the minimarket in Indonesia and comprehend its contribution to purchase intention.Methodology: This research observed two well-known minimarkets in Indonesia, namely Alfamart and Indomaret. A literature review associated with field findings was conducted to find their relationship to consumer purchase intention.Finding: Consumers' shopping behavior in minimarket retail stores in Indonesia does not show much difference from the behavior of consumers in other countries. Consumers will not linger in a store that is generally not too large. They come to minimarket retail stores not for "window shopping" but have planned beforehand on the products that they will buy.Conclusion: A grid design in the minimarket is effective to shape consumer behavior by directing their movement, shopping effectiveness, and control. However, it needs a product display management that arouses interest in buying that invokes the feeling of completion and diversity, but also does not look too full and messy.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.