Pemanenan kayu tidak hanya harus menghasilkan kualitas kayu bulat yang baik, tetapi yang utama juga bertujuan untuk memenuhi kuantitas kayu untuk kebutuhan industri. Namun, proses pemanenan kayu, khususnya pada kegiatan penebangan pohon di petak tebangan, tidak dapat terhindar dari terjadinya limbah penebangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui volume limbah penebangan, volume kayu yang dimanfaatkan, persentase limbah di petak tebangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data primer diambil dengan melakukan pengukuran kelerengan areal tebangan, diameter dan panjang limbah tunggak dan batang di petak tebangan terhadap 85 sampel yang berada di tiga petak, yaitu petak 2, 7, dan 23 di areal Blok RKT 2020 di PT Kemakmuran Berkah Timber (KBT). Sedangkan data sekunder berupa jenis pohon dan luas areal (petak) lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume limbah tunggak di petak tebangan lebih besar dari volume limbah batang, dimana total keseluruhan limbah tunggak adalah sebesar 46,99 m3 dengan rata-rata volume limbah per pohon sebesar 0,55 m3, sedangkan total volume limbah batang adalah 30,2 m3 dengan rata-rata volume limbah batang per pohon sebesar 0,35 m3. Total volume limbah tunggak dan batang adalah sebesar 77,55 m3 dengan rata-rata volume limbah per pohon sebesar 0,91 m3. Adapun rata-rata volume limbah yang dimanfaatkan per pohon adalah sebesar 5,23 m3 dan rata-rata per hektar sebesar 1,80 m3. Secara keseluruhan, persentase limbah yang terjadi di petak tebangan adalah sebesar 44,40%, dengan rata-rata persentase volume limbah per pohon sebesar 0,52 % dan rata-rata per hektarnya 0,18 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya limbah penebangan di PT KBT adalah diameter tunggak, diameter limbah batang, dan jenis kayu tenggelam.
Kata kunci: hutan alam, limbah pemanenan kayu, penebangan kayu, volume kayu.