Sektor pertanian masih merupakan primadona masyarakat dan dijadikan sebagai pekerjaan dalam menunjang kehidupan, meskipun banyak kawasan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman terutama di perkotaan. Hampir setiap tahun, luas panen mengalami penurunan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah dan pemerintah daerah telah banyak membangun infrastruktur keairan, terutama bendung dan bendungan. Daerah irigasi Citanduy dengan luas layanan 427 hektar merupakan salah satu daerah irigasi di Kota Tasikmalaya, sehingga sangat rentan terhadap alih fungsi lahan persawahan menjadi pemukiman. Ketersediaan air sangat penting dalam pemenuhan areal pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui debit andalan di DAS Citanduy-Sirnagalih seluas 474,65 km 2 . Terdapat 2 pos curah hujan yaitu Cigede dan Tejakalapa selama sepuluh tahun dari tahun 2009 hingga 2018. Curah hujan ratarata bulanan dihitung dengan metode Thiessen dengan proporsi luas pengaruh adalah 0,4 dan 0,6. Evapotranspirasi dihitung menggunakan metode Penman-Monteith, dan pemodelan debit menggunakan metode NRECA. Pos duga air Asta-Cikunir digunakan sebagai acuan dalam menentukan parameter kalibrasi yaitu PSUB, GFW, dan tampungan air tanah awal dengan nilai 0,8, 0,29: 100, serta nilai NSE 0,719. Debit andalan Q80 adalah 17,4 m 3 /s. Debit andalan adalah ketersediaan air di daerah irigasi Citanduy. Berdasarkan debit andalan ini, musim tanam I dan II masih dapat dilakukan secara bersamaan.