Pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu cara pengendalian banjir secara non-struktural. Analisa daerah rawan banjir pada penelitian ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tiga parameter yaitu (1) Curah Hujan, (2) Kelerengan dan (3) Penggunaan Lahan. Analisa curah hujan menggunakan metode Gumbel menghasilkan curah hujan rencana periode ulang 25 tahun adalah 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori rendah di wilayah Indonesia, dan metode Isohyet menghasilkan penyebaran curah hujan/daerah tangkapan air (DTA). Dari analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah Pulau Bangka terletak pada dataran rendah (pada tingkat kelerengan 0-8%) artinya berada pada daerah yang rawan banjir. Analisa penggunaan lahan diketahui jenis tutupan lahan paling besar di Pulau Bangka berupa hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi dari hutan primer (27%), hal ini sangat berbahaya karena hutan sekunder cenderung mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua parameter dibandingkan dan diberi bobot menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) matriks Pairwise Comparison. Diperoleh nilai bobot untuk penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27 dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa digabung menggunakan metode Overlay Intersection pada ArcGIS10.1 untuk menghasilkan peta daerah rawan banjir berdasarkan 3 parameter yang digunakan. Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling rawan banjir dan 18,88% daerah terancam banjir.
Sungai menghasilkan agregat dengan karakteristik yang berbeda, khususnya Kabupaten Garut dilalui oleh Sungai Cimanuk. Sungai Cimanuk mempunyai pola aliran yang berbeda-beda, sehingga kualitas agregat yang dihasilkan juga berbeda- beda. Setiap pola aliran menghasilkan material kerikil sungai yang bisa digunakan untuk campuran agregat kasar pada campuran pembuatan beton. Penggunaan struktur beton menyebabkan tingginya permintaan material, dibutuhkan inovasi guna mencari pengganti agregat. Agregat alami menjadi pilihan untuk bahan campuran beton, salah satunya agregat alami adalah kerikil alami yang berasal dari sungai. Penulis meneliti pengaruh dari penggunaan kerikil alami sebagai agregat bu pada campuran beton yang dikombinasikan dengan agregat (Spilt Ex. Garut). Proses dalam penelitian ini di Uji Laboratorium STT Garut. Agregat kerikil alami hasil produksi langsung dari Sungai Cimanuk. Penggunaan kerikil alami pada campuran beton yang divariasikan menjadi 5, 10%, dan 15% digunakan rancangan mix design SNI 7833-2012. Berdasarkan nilai kuat tekan yang dianalisis menggunakan trendline dan pembatasan ± 5% untuk mendapat hasil nilai relevan menujukan adanya peningkatan pada campuran variasi 5% sebesar 1,81%, 0,87% pada variasi 10%, 8,72% dan 3,01 pada variasi 15%.
Construction built on soft soils will cause several geotechnical problems, one of which is a consolidation settlement that lasts for a long time due to the low permeability of soft soils. This study aims to compare the time of soft soil consolidation settlement before and after soil improvement using Prefabricated Vertical Drain (PVD). PVD is a plastic sheet made from a composite, consisting of a drain core and filter jacket with a function to accelerate the process of pore water discharge to the ground surface by shortening the horizontal waterway. The method used using analysis, where the time of consolidation settlement reaches a degree of consolidation of 90%. The PVD pattern used is a triangle pattern and a rectangular pattern with a distance variation of 0.6 m; 0.7 m; 0.8 m; 0.9 m; 1.0 m; 1.1 m; and 1.2 m. The results obtained, based on the PVD pattern, the time of consolidation settlement is faster if using a triangle pattern compared to the rectangular pattern. Whereas, based on distance, the smaller the distance between PVDs, the faster the time of consolidation will decrease.
Air merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup di dunia ini. Oleh sebab itu perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air, termasuk kebutuhan air pada daerah pertanian dimana air yang di ambil dari sungai melalui saluran irigasi haruslah seimbang dengan jumlah air yang tesedia. Kebutuhan air di daerah pertanian seperti daerah pertanian Bayongbong, khususnya pesawahan di pengaruhi beberapa faktor yaitu ; Evapotranspirasi, perkolasi, penggantian lapisan, dan curah hujan efektif. Mahalnya biaya pembuatan saluran irigasi dan ketersediaan air (Faktor K) irigasi Bayongbong yang berasal dari Bendung Cimanuk yang sangat terbatas merupakan masalah utama pada daerah pertanian Bayongbong. Maka perlu adanya pengkajian mengenai efisiensi kebutuhan air pada daerah irigasi tersebut dengan menganalisis hujan efektif, kebutuhan air irigasi dan ketersediaan air irigasi. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Dari kedua rencana tersebut kebutuhan air (DR) untuk luas areal 179 Ha, debit air sangat mencukupi dan bisa dipakai untuk mengairi lahan yang baru, sedangkan hasil perhitungan jumlah kebutuhan air lebih besar dibandingkan dengan air yang tersedia pada musim kemarau. Maka dari itu diperlukan alternatif lain yaitu dengan sistem golongan atau sistem gilir dan penggantian lapisan air disesuaikan dengan air yang ada agar debit air yang tersedia bisa mencukupi untuk kebutuhan.
Pembangunan Bendungan Cipanas terletak di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang serta Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Bendungan Cipanas ialah upaya pengelolaan sumber energi air yang sudah direncanakan oleh BBWS Cimanuk- Cisanggarung dalam rencana pengembangan sumber energi air WS Cimanuk- Cisanggarung buat menanggulangi permasalahan banjir di Daerah Pantura. Dalam mengatasi permasalahan banjir di Wilayah Pantura dibutuhkan besarnya debit inflow dan debit outflow. Metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar debit inflow adalah metode HSS Nakayasu dan HSS Snyder sedangkan metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar debit outflow adalah metode Linear Reservoir dan Level Pool Routing. Data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang didapat BBWS Cimanuk-Cisanggarung, PT. WIKA-JAKON, KSO dan PT. Raya Konsult.Penelitian ini berfokus pada debit banjir rencana untuk menghitung perencanaan dimensi pelimpah pada penelitian selanjutnya supaya debit banjir puncak tidak melimpas ke puncak Bendungan Cipanas dan penelusuran banjir rencana untuk mengetahui hubungan atas perubahan-perubahan yang terjadi baik pada debit inflow (m3/dt), volume genangan (m3/dt), dan debit outflow (m3/dt) dengan perubahan terhadap waktu. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada debit inflow menggunakan metode HSS Nakayasu pada Q1000 adalah 653.035 m3/dt dan metode HSS Snyder pada Q1000 adalah 583.106 m3/dt. Selain itu hasil dari perhitungan debit outflow dengan penelusuran banjir Q1000 metode Linear Reservoir pada HSS Nakayasu 287.99 m3/dt dan pada HSS Snyder 529.61 m3/dt. Sedangkan dengan metode Level Pool Routing pada HSS Nakayasu 38.47 m3/dt dan pada HSS Snyder mencapai 231.11 m3/dt. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa untuk perencanaan dimensi pelimpah dari debit puncak rencana maka digunakan kala ulang Q1000 tahun dengan metode dapat digunakan untuk perhitungan debit banjir di bendungan adalah HSS Snyder. Hasil tersebut menunjukan inflow lebih besar dari outflow maka pada bendungan tersebut terjadi genangan, besarnya tergantung durasi waktu yang diperhitungkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.