2021
DOI: 10.36728/cijgc.v2i1.1434
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pandemic Covid-19

Abstract: Kesejahteraan psikologis berakibat pada keadaan fisik dan mental remaja di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesejahteraan psikologis remaja pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan desain survei. Melalui teknik proportionate stratified random sampling, maka diperoleh 306 sampel remaja sebagai sumber data penelitian yang mewakili populasi yaitu SMA Negeri Kecamatan Semarang Tengah. Data penelitian dianalisis dengan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 41 publications
0
1
0
Order By: Relevance
“…Selain itu ejekan dari teman sebaya serta lingkungan sekitar yang menimbulkan persepsi kurang baik bagi remaja yang tinggal di panti membuatnya kurang bisa menerima diri dengan baik (Dumaris & Rahayu, 2019). Dari beberapa fenomena tersebut menjadikan kekhawatiran di masa selanjutnya, merasa kurang nyaman, hubungan di lingkungan dengan teman sebaya kurang terjalin dengan baik dan mereka menjalani kehidupan dengan prasaan tidak sejahtera (Hardjo et al, 2020) Perkembangan remaja menurut Erikson (Santrock, 2018) masuk dalam tahap identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity confusion), yang mana remaja harus mampu menentukan siapa dan bagaimana dirinya serta apa tujuan kedepannya, umumnya dimulai pada usia 10 tahun hingga usia awal 20 tahunan (Sarwono, 2013). Remaja nantinya akan dihadapkan dengan berbagai macam perubahan biologis maupun psikologis selama pencarian identitas serta menghadapi tantangan untuk memecahkan sebuah persoalan (Sari, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Selain itu ejekan dari teman sebaya serta lingkungan sekitar yang menimbulkan persepsi kurang baik bagi remaja yang tinggal di panti membuatnya kurang bisa menerima diri dengan baik (Dumaris & Rahayu, 2019). Dari beberapa fenomena tersebut menjadikan kekhawatiran di masa selanjutnya, merasa kurang nyaman, hubungan di lingkungan dengan teman sebaya kurang terjalin dengan baik dan mereka menjalani kehidupan dengan prasaan tidak sejahtera (Hardjo et al, 2020) Perkembangan remaja menurut Erikson (Santrock, 2018) masuk dalam tahap identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity confusion), yang mana remaja harus mampu menentukan siapa dan bagaimana dirinya serta apa tujuan kedepannya, umumnya dimulai pada usia 10 tahun hingga usia awal 20 tahunan (Sarwono, 2013). Remaja nantinya akan dihadapkan dengan berbagai macam perubahan biologis maupun psikologis selama pencarian identitas serta menghadapi tantangan untuk memecahkan sebuah persoalan (Sari, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Uraian di atas menunjukkan bahwa penguasaan lingkungan dari kedua subjek sudah baik, hanya saja catatan pada subjek NNE perlu memahami bagaimana menyikapi perlakuan temannya, sehingga dengan demikian menjadikan hubungan dengan oranglain semakin baik. Beberapa riset mengindikasikan bahwa remaja belum menyadari kondisi lingkungan mereka, namun sebagian dari mereka telah mampu mempergunakan lingkungannya untuk menunjang pertumbuhan diri (Soputan & Mulawarman, 2021). Sejalan dengan penelitian Bojanowska & Piotrowski (2019) dorongan untuk menguasai lingkungan belum dapat terwujud sepenuhnya karena remaja masih dipengaruhi oleh orangtuanya.…”
Section: Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan Dan Konselingunclassified
“…Selain itu, orang yang tingkat religiusitasnya tinggi menjadikan agama sebagai koping dalam menghadapi masalah, dan hal tersebut membuatnya bersikap optimis (Ciarrocchi et al, 2008;Korkmaz, 2021;Kvande et al, 2015;Suprapto, 2020). Sikap optimis tersebut berkaitan dengan kesejahteraan psikologis (Jahanara, 2017;Padhy et al, 2015;Soputan & Mulawarman, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…These phenomena indicate a tendency for mental and emotional disorders as a sign of the condition of a person with low PWB, which is usually characterized by symptoms of anxiety, loneliness, distress, suicidal ideation, and depression (Rao & Raju, 2012) [10]. In another study, Soputan and Mulawarman (2021) [13] also found that 17.32% of adolescents had low psychological well-being. In line with these results, Syabana & ICoPsy out their developmental tasks optimally, including in dealing with identity versus identity confusion.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%