Population problems are often caused by the increasing population. One of the factors related to this problem is fertility. The study aimed to analyze differences in fertility between acceptor and non-acceptor fertile age couples (unmet need) in Golo Pongkor Village. The populations were 181 fertile-age couples consisting of 115 acceptors and 66 non-acceptors. The study used probability sampling technique. The samples were 53 acceptor respondents and 40 non-acceptor respondents. The data sources were obtained through observation, interviews with the help of instruments (questionnaires), as well documentation. In addition, data analysis used was inferential analysis of different test using a non-parametric statistical test, namely Mann Whitney U test. The results showed that fertile age couple family planning acceptors had an average number of children born alive as many as 3 children, the majority of the age at first marriage was 15-19 years and 20-24 years, the majority had an elementary education level, the majority had informal jobs and the majority had income less than Rp.1,950,000. Meanwhile, non-acceptor PUS have an average of 2 children born alive, the majority of them are 20-24 years old at first marriage, the majority of the education level is elementary school, the majority of the types of work are not working and the majority of the income is less than Rp.1,950,000. The results of Mann Whitney U show that Asymp. Sig (2-tailed) is 0.001 which is smaller than 0.05, which means that there is a significant difference between fertility rates in acceptors and non-acceptors of childbearing age in Golo Pongkor Village.
Masalah kependudukan sering kali terjadi akibat jumlah penduduk yang terus meningkat. Salah satu faktor yang berkaitan terhadap permasalahan tersebut adalah fertilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan fertilitas pada pasangan usia subur akseptor dan non akseptor (unmet need) di Desa Golo Pongkor. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 181 pasangan usia subur yang terdiri dari 115 akseptor dan 66 non akseptor. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Sampel dalam penelitian ini ditemukan 53 responden akseptor kb dan 40 responden non akseptor. Sumber data pada penelitian ini yaitu diperoleh melalui observasi, wawancara terkait informasi yang dibutuhkan dengan bantuan instrumen (kuisioner) dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis inferensial uji beda dengan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukan bahwa PUS akseptor kb memiliki rata-rata jumlah anak lahir hidup sebanyak 3 anak, mayoritas usia kawin pertama 15-19 tahun dan 20-24 tahun, mayoritas tingkat pendidikan terakir SD, mayoritas memiliki pekerjaan informal dan mayoritas pendapatan kurang dari Rp.1.950.000. Sedangkan PUS non akseptor rata-rata memiliki anak lahir hidup sebayak 2 anak, mayoritas usia kawin pertama 20-24 tahun, mayoritas tingkat pendidikan terakhir SD, mayoritas jenis pekerjaan yaitu tidak bekerja dan mayoritas pendapatan kurang dari Rp.1.950.000. Hasil Mann Whitney U menunjukan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,001 yaitu lebih kecil dari 0,05, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat fertilitas pada pasangan usia subur akseptor dan non akseptor di Desa Golo Pongkor.