Pada kondisi di lapangan, tidak jarang terjadi adanya trafo yang kelebihan beban. Hal ini dapat memengaruhi kinerja sistem seperti, drop tegangan, ketidakseimbangan beban, dan kerugian daya. Pada wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Magelang Kota terdapat trafo satu fasa dengan nomor gardu SCG08-0066 yang mengalami overload dengan persentase pembebanan sebesar 92,72%. Untuk mengatasi masalah tersebut, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan pada jaringan distribusi listrik, sebagai contoh dengan menambahkan trafo satu fase sebagai penyisipan pada bagian jaringan tertentu dan melakukan rekonfigurasi jaringan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan simulasi perangkat lunak. Simulasi ini diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai nilai persentase pembebanan dan jatuh tegangan pada trafo sebelum dan setelah dilakukan sisip trafo maupun rekonfigurasi jaringan. Hasil dari simulasi penyisipan trafo satu fasa pada gardu SCG08-0066 mengalami penurunan dari pembebanan awal, yaitu 200,7 A turun menjadi 158,9 A dengan penurunan sebesar 19,3%. Sedangkan pada rekonfigurasi jaringan dihasilkan penurunan sebesar 19,82% dari pembebanan awal, yang mulanya 200,7 A turun menjadi 158,1. Hasil dari kedua metode tersebut dapat menurunkan persentase pembebanan trafo sehingga tidak mengalami overload. Selain itu, kedua metode tersebut dapat memperbaiki jatuh tegangan di ujung jaringan, yang mulanya 195 Volt menjadi 212 Volt. Namun apabila kedua metode tersebut dilakukan perbandingan, maka metode sisip trafo merupakan metode paling efektif untuk mengatasi trafo overload karena beban yang ada disuplai oleh trafo sisipan baru, sehingga lebih terjamin untuk kontinuitas jangka panjang.