Kemacetan sering kali terjadi di kota-kota besar di Indonesia, kemacetan akan semakin parah apabila kota tersebut tidak memiliki transportasi publik dan sistem lalu lintas yang memadai. Kemacetan tersebut dikarenakan menumpuknya kendaraan sehingga volume lalu lintas tinggi dan kapasitas lajur jalan tidak memadahi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat disiasati dengan memanfaatkan jalur transportasi yang tidak sebidang, baik flyover atau underpass untuk mengurai kemacetan terutama di area perkotaan sekaligus mengatasi perlintasan sebidang tanpa mengganggu arus lalu lintas yang sudah ada. Pada dasarnya flyover merupakan salah satu jenis dari jembatan yaitu jembatan layang, sehingga memiliki struktur yang hampir sama. Karena proyek konstruksi flyover maupun jembatan mempunyai karakteristik yang kompleks, maka berbagai jenis risiko mungkin terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen risiko pada Proyek Konstruksi Flyover atau Jembatan. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, dilakukan penelitian dengan kajian literatur sistematis menggunakan konsep manajemen risiko. Metode penelitian diawali dengan mengidentifikasi masing-masing risiko, sehingga dapat diketahui risiko yang paling signifikan pada konstruksi jembatan sehingga dapat diketahui mitigasi serta proses manajemen risiko tersebut. Hasil yang diperoleh adalah risiko yang paling banyak terjadi pada proyek konstruksi flyover maupun jembatan yaitu risiko internal, dari risiko internal paling banyak terjadi adalah risiko teknik. Risiko internal teknik antara lain metode konstruksi, desain konstruksi bangunan, ketersediaan material, keselamatan kerja kualitas kerja, dan lain-lain yang akan berakibat terhadap waktu, mutu dan biaya konstruksi. Mitigasi risiko yang harus dilakukan yaitu menjalin komunikasi antar komponen-komponen dalam proyek, serta meningkatkan kualitas kerja maupun keselamatan kerja. Maka dari itu manajemen risiko harus dilakukan sedini mungkin dari identifikasi kemungkinan risiko secara rutin, menganalisis risiko yang terjadi secara spesifik, evaluasi sumber risiko serta penyelesaian atau penanggulangan risiko, kemudian perlakuan risiko yang terjadi