2018
DOI: 10.22212/aspirasi.v9i1.985
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Stunting : Studi Konstruksi Sosial Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan Terkait Gizi dan Pola Pengasuhan Balita di Kabupaten Jember

Abstract: Indonesia’s rank in world was 5th on stunting case. 5 million of children under five (38.6 % from 12 milion) got stunting in Indonesia. The aims of this study were to descript the social construction of rural-urban community about the meaning of children’s health and illness,and the pattern of nurturing which was related to stunting. The study used qualitative’s method, datas collected with depth interview and observation partisipation. The study was conducted in rural-urban communities which had stunting case… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
5
0
16

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
9

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 16 publications
(21 citation statements)
references
References 5 publications
0
5
0
16
Order By: Relevance
“…Faktor lingkungan dapat berupa letak geografis, sosial budaya dan sosial ekonomi. [6][7][8] Daerah dataran tinggi merupakan salah satu jenis lingkungan yang identik dengan perkebunan dan pertanian sehingga pekerjaan masyarakatnya juga sesuai dengan keadaaan wilayahnya yakni bekerja sebagai petani, peternak dan pedagang hasil pertanian. 9 Pola konsumsi makanan di daerah ini cenderung mengonsumsi sumber protein nabati dibandingkan sumber hewani.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Faktor lingkungan dapat berupa letak geografis, sosial budaya dan sosial ekonomi. [6][7][8] Daerah dataran tinggi merupakan salah satu jenis lingkungan yang identik dengan perkebunan dan pertanian sehingga pekerjaan masyarakatnya juga sesuai dengan keadaaan wilayahnya yakni bekerja sebagai petani, peternak dan pedagang hasil pertanian. 9 Pola konsumsi makanan di daerah ini cenderung mengonsumsi sumber protein nabati dibandingkan sumber hewani.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…11 Di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk ditemukan terdapat pemikiran orang tua yang lebih memprioritaskan kebutuhan tersier seperti kepemilikan bawang berharga sehingga dengan keadaan rendahnya ekonomi dan adanya pemikiran tersebut akan memengaruhi daya beli keluarga untuk memperoleh makanan bergizi demi memenuhi kebutuhan pada masa tumbuh kembang sehingga secara tidak langsung keadaan ekonomi akan memengaruhi tumbuh kembang rahang. 8 Letak geografik juga berkaitan dengan ketersediaan barang pangan di daerah tersebut sehingga pada daerah dataran tinggi akan lebih banyak mengkonsumsi sumber karbohidrat dan sumber protein nabati yang memiliki mutu dan kandungan lebih kecil dibandingkan protein hewani. 11 Sumber protein hewani seperti daging biasanya dikonsumsi ketika ada acara hajatan dan hari raya, selain itu makanan laut jarang dikonsumsi karena letak geografis yang jauh dari pantai.…”
Section: Bahasanunclassified
“…Stunting bukan hanya masalah kekurangan gizi atau pola asuh, namun nilai-nilai yang berkembang di masyarakat penulis anggap sebagai faktor pendukung dan penjelas tetap adanya kejadian stunting di masyarakat. Penelitian ini akan mengembangkan penelitian sebelumnya bahwa stunting adalah fenomena yang diproduksi oleh dinas kesehatan atas kenyataan yang ada di masyarakat (Lestari, Kristiana, and Paramita 2018). Penelitian tersebut telah berhasil menemukan fakta bahwa terjadi perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pemerintah mengenai stunting namun hanya berhenti sampai di sini.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Proses eksternalisasi merupakan suatu keadaan dimana subjek melakukan proses menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar (sosio-kultural). Dari proses eksternalisasi individu akan mendapatkan banyak hal berupa informasi maupun pengetahuan yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan individu tersebut (Lestari et al, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Risdawati Ahmad, dkk (2018) mengidentifikasi dua bentuk eksternalisasi pada keluarga pengemis dan bisa berlaku bagi pekerjaan serupa jalanan lainnya.…”
Section: Proses Konstruksi Diri Anak Jalanan Perempuan DI Pekanbaru Eksternalisasiunclassified