This experiment aimed to determine nutrient content, protein fraction, and in vitro rumen fermentation of some alternative beans in comparison to soybean. Samples used were napier grass, soybean, redbean, groundnut, pigeonpea, cowpea, bambarabean, and mungbean. Samples were determined for their proximate composition, Van Soest's fiber fraction, and Cornell protein fraction. The samples were subsequently evaluated for their fermentation characteristics and digestibility by using a two-stage in vitro rumen fermentation technique, maintained at 39 o C for 2 × 48 h. The in vitro incubation was performed in three consecutive runs by following a randomized complete block design in which each sample per run was represented by four fermentation tubes. Results revealed that all experimental beans contained high crude protein (CP), i.e. above 200 g/kg dry matter (DM), but only soybean and groundnut had CP contents higher than 300 g/kg DM. Redbean had the lowest crude fiber and acid detergent fiber contents among the beans. Soybean contained high proportion of rapidly degraded CP fraction, but low in slowly degraded and unavailable CP fractions. High proportion of slowly degraded CP fraction was found in redbean and bambarabean. Redbean, pigeonpea, cowpea, and mungbean were better than soybean, groundnut, and bambarabean with regard to DM degradability and DM digestibility values (P<0.05). Concentration of total VFA was the highest in the incubation of redbean. It was concluded that groundnut, redbean, pigeonpea, cowpea, and mungbean have the potency to be used to substitute soybean for ruminant feeding.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan nutrien, fraksi protein, dan fermentasi rumen in vitro dari sejumlah kacang-kacangan alternatif kacang kedelai sebagai pakan ternak ruminansia. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, kacang gude, kacang tunggak, kacang bogor, dan kacang hijau. Analisis komposisi proksimat, fraksi serat Van Soest, dan fraksi protein Cornell dilakukan pada bahan. Bahan kemudian dievaluasi secara in vitro dengan menggunakan teknik fermentasi rumen dua tahap pada suhu 39 o C selama 2 × 48 jam. Inkubasi in vitro dilakukan dalam tiga ulangan berdasarkan rancangan acak kelompok (masing-masing diwakili oleh empat tabung fermentasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kacang-kacangan mengandung protein kasar (PK) yang tinggi, yakni lebih dari 200 g/kg bahan kering (BK), namun hanya kacang kedelai dan kacang tanah yang lebih tinggi dari 300 g/kg BK. Kacang merah memiliki kandungan serat kasar dan serat deterjen asam yang paling rendah di antara kacang-kacangan yang diuji. Kacang kedelai mengandung proporsi fraksi PK mudah terdegradasi yang tinggi, namun rendah fraksi yang lambat terdegradasi dan yang tidak tersedia. Fraksi PK lambat terdegradasi yang tinggi terdapat pada kacang merah dan kacang bogor. Kacang merah, kacang gude, kacang tunggak, dan kacang hijau memiliki degradasi dan kecernaan BK yang lebih tinggi ...