ABSTRAKUsaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran sebagai pendorong perkembangan ekonomi Indonesia. Salah satu UKM di sektor pangan yang berpotensi dalam pemberdayaan ekonomi adalah UKM keripik tempe Sanan, Malang. UKM keripik tempe Sanan dituntut untuk terus berkompetisi untuk mampu bertahan dalam persaingan pasar. Salah satu cara peningkatan kekuatan kompetisi tersebut melalui pengembangan manajemen rantai pasokan. Namun, permasalahan yang sering timbul adalah manajemen rantai pasokan tidak selalu sukses diterapkan pada UKM. Hal tersebut dikarenakan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi manajemen rantai pasokan seperti arus pasokan, kekuatan dalam pembelian, serta peralatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor arus pasokan, peralatan kerja, serta kekuatan pembelian terhadap penerapan manajemen rantai pasokan, yang diukur melalui fleksibilitas UKM dalam mengirimkan produk dan tingkat biaya akibat penyimpanan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 200 pengelola UKM keripik tempe Sanan dan menganalisa menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Berdasarkan hasil penelitian, dalam rangka mengoptimalkan kinerja manajemen rantai pasokan, pengelola UKM keripik tempe wajib memberikan perhatian terhadap kelancaran arus pasokan bahan baku demi kelancaran bisnis. Peningkatan arus pasokan mampu diatasi melalui kerjasama yang baik dengan pemasok dan bergabung dengan koperasi usaha keripik tempe Sanan Kata kunci : Manajemen Rantai Pasokan, Keripik Tempe, UKM Malang, SEM
ABSTRACT
Small Medium Enterprise (SME) gives main contribution to Indonesian's economic development. Keripik tempe industry in Sanan, Malang is one food industry and one of SME which has to improve its competitivess in order to raise its profit, through the development of Supply Chain Management (SCM