Tafsir Melayu: Mengenal Tafsir Nūr Al-Ihsān Karya Syekh Muhammad Sa’īd Al-Qadhī

Abstract

Artikel ini secara spesifik untuk mengenal dan mengkaji tafsir Melayu Nūr al-Ihsān karya Syekh Muhammad Sa’īd al-Qadhī. Penelitian ini membuktikan bahwa tafsir berbahasa Melayu beraksara Arab-Jawi masih eksis dan bertahan hingga abad ke-20 M. Menarik untuk melihat praktik penafsiran yang diterapkan oleh Muhammad Sa’īd dalam tafsirnya. Setelah melakukan penelitian secara deskriptif-analitis, karya ini sangat kaya dengan berbagai nuansa dan corak penafsian terutama berkaitan dengan teologis, fiqh, dan sufistik. Fakta ini tidak mengherankan, karena disamping sebagai seorang agamawan, Muhammad Sa’īd merupakan seorang ahli hukum (qādhi) bermazhab Imam al-Syafi’i di negeri Kedah, dan penganut setia tarekat Naqsyabandiyah Ahmadiyah

Structure of Epistemology and Sufism Patterns on Malay-Jawi Interpretation: The Case of Q.S. Al-Fatihah Interpretation in Nurul Ihsan by Said bin Umar, Kedah

“…The conclusion of this article states that there are eleven books of interpretation that influence interpretation Nurul Ihsan, namely tafsir Jalalain, tafsir Jamal, tafsir Al-Khazin, tafsir Al-Baidhawi, tafsir Al-Baghawi, tafsir Ath-Thabari, tafsir Al-Qurtubi, tafsir Ar-Razi, tafsir An-Nasafi, tafsir Ibnu Katsir, tafsir Ats-Tsa'labi (Yusuf et al, 2021 2022). A study of the Nurul Ihsan was also carried out by Arivaie Rahman, et al entitled Tafsir Melayu : Mengenal Tafsir Nurul Ihsan Karya Syekh Muhammad Sa'id Al-Qadhi, This study is descriptive in nature with the conclusion that tafsir Nurul Ihsan uses the tahlili method and its interpretation has theological, fiqh, and Sufistic (Rahman et al, 2018).…”

“…So, this indicates that Said bin Umar wanted to correlate Sufism and the interpretation. Presenting such interpretations, will make society more progressive and accommodative in accepting the messages of interpretation conveyed (Rahman et al, 2018).…”