Background: The type of injectable contraceptive that is currently widely used is Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) which contains the hormone progestin, which is a synthetic material from progesterone. The use of progestin contraceptives can reduce endometrial proliferation and increase apoptosis in endometrial tissue. Cell apoptosis is triggered by an imbalance between positive signals (cell growth factors) and negative signals (DNA damage and increased levels of oxidants) under conditions of oxidative stress. Apoptosis of oocytes in large numbers will cause tissue damage which is characterized by atrophy of the ovaries and causes decreased reproductive function. Oxidative stress can be overcome with endogenous and exogenous antioxidants to reduce free radicals in the body. Green tea is one of the herbal plants that act as antioxidants and phytoestrogens, through the polyphenol compounds contained therein.Purpose: To know the role of green tea in providing protective effects on the ovaries, endometrium and aorta in rats.Methods : The research design used in this study was a true experiment with a post test only control group design approach. In this study, the researchers treated green tea extract at a dose of 10.8 mg/rat/day, 21.6 mg/rat/day, and 43.2 mg/rat/day and exposure to DMPA at a dose of 2.7 mg/rat/day. Green tea extract was administered orally for 28 days. The research hypothesis is that green tea can increase the number of follicles, the number of endometrial glands and reduce the arteriosclerosis score of blood vessels. The preparations were stained by the Hemotoxin-Eosin (HE) method and using the OlyVIA software.Result: There was a significant decrease in the number of corpus luteum, endometrial glands and arteriosclerosis scores due to DMPA exposure but not on the number of follicles. Green tea extract was able to increase the number of endometrial glands at a dose of 10.8 mg/day, but there was no significant difference between doses. Green tea extract was able to reduce arteriosclerosis scores, but the most effective dose was 43.2 mg/day.Conclusion: DMPA exposure was able to significantly reduce the number of corpus luteum, the number of endometrial glands and arteriosclerosis score, but there was no significant difference in the number of primary, secondary, tertiary and de Graff follicles, there was a difference in the number of corpus luteum in the group exposed to DMPA, green tea extract was able to increase the number of endometrial glands and decrease the arteriosclerosis score.Suugestion It is necessary to determine the phase of the reproductive cycle before calculating the number of follicles and examining the level of the hormone estrogen to determine whether the experimental animal has become a hypoestrogen model or not. Keywords : Progesterone, Contraception, Green Tea, Antioxidant ABSTRAK Latar Belakang : Jenis kontrasepsi suntik yang saat ini banyak digunakan adalah Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang mengandung hormon progestin yaitu bahan sintestis dari progesteron. Penggunaan kontrasepsi progestin dapat menurunkan proliferasi endometrium dan meningkatkan apoptosis pada jaringan endometrium. Apoptosis sel dipicu karena adanya ketidakseimbangan antara sinyal positif (faktor pertumbuhan sel) dan sinyal negatif (kerusakan DNA dan peningkatan kadar oksidan) pada kondisi stress oksidatif. Apoptosis pada oosit dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang ditandai dengan terjadinya atrofi pada ovarium dan menyebabkan fungsi reproduksi menurun. Stress oksidatif dapat diatasi dengan antioksidan endogen dan eksogen untuk menurunkan radikal bebas dalam tubuh. Teh hijau merupakan salah satu tanaman herbal yang berperan sebagai antioksidan dan fitoestrogen, melalui senyawa polifenol yang terkandung didalamnya.Tujuan : Mengetahui peran teh hijau dalam meberikan efek protektif terhadap ovarium, endometrium dan aorta pada tikus.Metode : Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment dengan pendekatan post test only control group design. Dalam penelitian ini perlakuan peneliti adalah pemberian ekstrak teh hijau dengan dosis 10,8 mg/tikus/hari, 21,6 mg/tikus/hari, dan 43,2 mg/tikus/hari dan paparan DMPA dosis 2,7 mg/tikus/hari pada tikus. Ekstrak teh Hijau diberikan secara oral selama 28 hari. Hipotesis penelitian adalah teh hijau mampu meningkatkan jumlah folikel, jumlah kelenjar endometrium dan menurunkan skor arteriosklerosis pembuluh darah. Preparat diwarnai dengan metode Hemotoxin-Eosin (HE) dan menggunakan software OlyVIA.Hasil : Terjadi penurunan jumlah korpus luteum, kelenjar endometrium dan skor arteriosklerosis akibat paparan DMPA secara bermakna namun tidak pada jumlah folikel. Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan jumlah kelenjar endometrium pada dosis 10.8 mg/hari, namun tidak ada perbedaan yang signifikan antar dosis. Ekstrak teh hijau mampu menurunkan skor arteriosklerosis, namun yang paling efektif adalah dosis 43.2 mg/hari.Kesimpulan : Paparan DMPA mampu menurunkan jumlah korpus luteum, jumlah kelenjar endometrium dan skor arteriosklerosis secara bermakna, namun tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah folikle primer, sekunder, tersier dan de Graff, ada perbedaan jumlah korpus luteum pada kelompok yang dipapar DMPA, ekstrak teh hijau mampu meningkatkan jumlah kelenjar endometrium dan menurunkan skor arteriosklerosis.Saran Perlu menentukan fase siklus reproduksi sebelum dilakukan perhitungan jumlah folikel dan pemeriksaan kadar hormon estrogen untuk menentukan apakah hewan coba sudah menjadi model hypoestrogen atau belum. Kata Kunci : DMPA, Kontrasepsi, Teh Hijau, Antioksidan