Telaah Kritis Konstruktif Struktur dan Isi Pemahaman Bersama Iman Kristen dalam Perspektif Lutheran

Abstract

The Understanding of Together Christian Faith was the second document of the four of church unity document (DKG), was published by the resource department of Indonesia Church Communion. This document has seven chapters, the first chapter is talking about God, and the last chapter is talking about the Holy Bible. Since this document was published as a document of together in Indonesia in 1984 at Ambon, for churches have good awareness to get a theology for together in understanding. Nowadays, Indonesia has many problems about how to manage many persons with much different religion. For goal by doing a constructive analysis in Lutheran perspective for this document is very important to prepare this document to be relevant in many situations especially in multicultural, ethnic and religious context in Indonesia.AbstrakPemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK) adalah dokumen kedua dari empat bagian Dokumen Keesaan Gereja (DKG), yang diterbitkan oleh Litbang Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Dokumen ini terdiri dari 7 bab. Bab I, memuat tentang Allah, dan bab terakhir yakni bab 7, memuat tentang Alkitab. Sejak ditetapkan sebagai Pengakuan Iman Bersama di Indonesia tahun 1984 di Ambon, bagi gereja-gereja makin tumbuh kesadaran akan pentingnya satu teologi yang dapat dipahami bersama sehingga aksi oikumenis dapat dilakukan dalam kehidupan beragama di Indonesia. Telaah kritis konstruktif dari perspektif Lutheran atas dokumen ini dilakukan terutama untuk mempersiapkan agar dokumen ini tetap relevan menghadapi berbagai persoalan sosial dan kecenderungan di tengah-tengah masyarakat yang multikultural dalam konteks Indonesia.

Memaknai Ajaran Alkitab Tentang Keadilan Allah Dari Sudut Pandang Teologi Pentakosta

“…Siahaan memaknai kaum Pentakosta sebagai kaum yang melandaskan praktek hidup berdasarkan apa yang dinyatakan Alkitab dan berusaha menyelaraskannya dengan Alkitab (Siahaan, 2017). Terhadap tuntutan Allah untuk berlaku adil ini maka tidak ada cara lain kecuali mentaati dan mengupayakan semampu yang orang percaya bisa lakukan (Siagian, 2019). Mengamati apa yang Alkitab nyatakan, setiap kali ketidak adilan meraja lela maka Allah akan mengutus hamba-Nya maupun para nabi-Nya untuk mengugat tindakan ketidak adilan itu (Wood, 2005).…”