Dalam era pencarian sumber energi alternatif yang berkelanjutan, konversi limbah menjadi energi menjadi topik yang penting. Penelitian ini berfokus pada evaluasi kotoran kelinci sebagai bioaktivator untuk produksi biogas dari sampah sayuran, menghadirkan inovasi dalam konversi limbah ke energi berkelanjutan. Dengan mengumpulkan bahan baku dari peternakan kelinci di Desa Pancasari, Bali, dan sampah sayuran termasuk wortel, kubis, dan selada, inokulum yang digunakan adalah kotoran kelinci yang telah diakumulasi dalam digester untuk meningkatkan konsentrasi bakteri anaerob. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan batch dalam skala laboratorium, dengan tujuan memantau efektivitas degradasi sampah sayuran. Selama periode fermentasi 40 hari, observasi menunjukkan produksi gas rata-rata sebanyak 7 mL per hari. Analisis residu menunjukkan rasio C/N sebesar 6.49, dan yield biogas keseluruhan mencapai 303.42 mL/g sampah, setara dengan 0.303 m3/kg sampah. Hasil dari penelitian ini menegaskan potensi kotoran kelinci sebagai bioaktivator yang efektif dalam produksi biogas, menawarkan solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah sayuran dan kontribusi positif terhadap upaya energi berkelanjutan.