Konsep pembentukan identitas telah berkembang pesat dan dapat dijelaskan dengan berbagai cara, seperti model tiga dimensi identitas yang lebih menekankan pada dinamika proses pembentukan identitas. Selain itu, model tiga dimensi identitas juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan lima status identitas yang meliputi achievement, early closure, moratorium, searching moratorium, dan diffusion. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil status identitas remaja di Surabaya. Penelitian ini akan memaparkan profil lima status identitas berdasarkan tinggi dan rendahnya komitmen, eksplorasi mendalam, dan peninjauan kembali komitmen. Penelitian ini melibatkan 1468 remaja di Surabaya yang berusia 12-21 tahun (M =16.802, SD = 2.484). Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling dan menggunakan Utrecht-Management of Identity Commitments Scale versi Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan K-Means Cluster untuk mengklasifikasikan lima status identitas berdasarkan skor komitmen, eksplorasi mendalam, dan peninjauan kembali komitmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja berada pada status moratorium. Remaja dengan status moratorium cenderung untuk mengubah komitmen yang telah dimiliki sebelumnya dan kurang mencari berbagai informasi mengenai identitasnya. Oleh karena itu, temuan ini mengindikasikan bahwa sebagian besar remaja di Surabaya masih belum mencapai status identitas yang optimal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan perbedaan status identitas berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia remaja. Secara umum, temuan penelitian ini perlu menjadi perhatian untuk orang lain yang signifikan bagi remaja seperti orang tua dan teman dalam menyediakan dukungan yang diperlukan remaja selama proses pembentukan identitas.